Selasa, 10 Juni 2014

JASA PERPUSTAKAAN DAN SUMBER INFORMASI

A.    Jasa Perpustakaan Sekolah
1.    Pengertian Jasa Perpustakaan
 Pada awalnya, yang dimaksud dengan jasa perpustakaan adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemustaka yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya. Pada masa itu, jasa perpustakaan bersifat pasif. Jasa perpustakaan hanya menunggu jika ada pemustaka yang datang. Perpustakaan hanya memberikan jasa informasi yang dibutuhkan pemustaka. Jika pemustaka tidak membutuhkan, maka perpustakaan tidak akan memberikan jasa. Orientasi yang bersifat pasif ini mulai banyak ditinggalkan oleh perpustakaan. Saat ini perpustakaan secara aktif dan bahkan proaktif selalu menawarkan segala bentuk koleksi yang dimiliki kepada masyarakat yang dilayaninya. Selain itu, perpustakaan juga berusaha selalu menyiapkan segala kemungkinan bentuk informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka sampai pada penyiapan perangkat yang diperlukan untuk mempermudah penemuan kembali koleksi yang dimilikinya. Penyiapan sarana penelusuran informasi tadi dimaksudkan untuk memberikan layanan yang optimal kepada pemustaka.
Dari uraian di atas dapat diketahui pengertian jasa perpustakaan adalah pemberian jasa tentang: 
a.    Segala bentuk informasi yang dibutuhkan pemustaka, baik untuk dimanfaatkan di tempat atau pun untuk dibawa pulang untuk digunakan di luar perpustakaan;
b.     Manfaat berbagai sarana penelusuran informasi yang tersedia di perpustakaan yang merujuk pada keberadaan sebuah informasi.

2.    Tujuan dan Fungsi Jasa Perpustakaan
Tujuan dan fungsi jasa perpustakaan sekolah adalah menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar, rekreasi bagi pemustaka (pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan komunitas sekolah) dengan menggunakan koleksi yang ada di perpustakaan, serta bimbingan dan peningkatan minat baca siswa. Kegiatan jasa di perpustakaan sekolah meliputi, peminjaman buku-buku, melayani kebutuhan pelajaran dalam kelas, menyediakan sumber informasi, dan melatih siswa untuk mahir menggunakan koleksi perpustakaan.
3.    Unsur jasa Perpustakaan
Berbagai sarana dan program dirancang dengan harapan agar pemustaka senang datang ke perpustakaan. Dalam kaitannya menciptakan kegiatan jasa perpustakaan yang baik, perpustakaan memerlukan unsur-unsur penunjang yang mendukung kelancaran kegiatan jasa perpustakaan, antara lain fasilitas sarana dan prasarana, koleksi, petugas layanan, dan pemustaka.  
a.     Fasilitas
Kegiatan layanan perpustakaan harus dilengkapi dengan fasilitas, sarana, dan prasarana yang memadai agar tujuan dan fungsi perpustakaan dapat terpenuhi. Sarana utama adalah ruangan yang sesuai dengan jumlah koleksi dan jumlah pemustakanya. Selain itu,   diperlukan juga perabotan dan peralatan untuk jasa perpustakaan. 
1)     Ruang
Perpustakaan menyediakan ruang yang cukup  untuk koleksi, tenaga perpustakaan, dan pemustakanya. Perpustakaan menyediakan ruang dengan luas sekurang-kurangnya untuk SD/MI 56 m2, untuk SMP/MTS 126 m2, untuk SMA, MA, SMK, dan MAK 168 m2.
Tata ruang perpustakaan harus diatur sebagai berikut:
a)     Aktifitas layanan perpustakaan agar dapat berlangsung dengan lancar;
b)     Para pemustaka tidak saling mengganggu waktu bergerak dan belajar;
c)     Memungkinkan pertukaran udara dan masuknya sinar matahari dalam ruangan; dan
d)     Pengawasan dan pengamanan koleksi dapat dilaksanakan dengan baik.

2)     Perabot dan peralatan perpustakaan
Perpustakaan menyediakan sekurang-kurangnya rak buku, meja dan kursi pemustaka, meja dan kursi tenaga perpustakaan, lemari kartu katalog, meja sirkulasi dan meja peminjaman, mesin tik/perangkat computer, dan papan pengumuman/pameran.
b.     Koleksi perpustakaan
Koleksi perpustakaan adalah semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembalikan dan didayagunakan bagi pemustaka untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pembelajaran. Koleksi perpustakaan merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan kegiatan jasa di perpustakaan. Keberadaan koleksi di perpustakaan harus dibina, dirawat, diatur secara tepat sehingga memudahkan pemustaka dalam mencari koleksinya. Isi koleksi harus disesuaikan dengan tujuan layanan. Jumlah koleksi harus selalu dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, informasi dalam koleksi tidak akan selalu ketinggalan zaman dan dapat dimanfaatkan oleh pemustaka semaksimal mungkin.  
c.      Tenaga Perpustakaan Sekolah
Adalah tenaga kependidikan yang diberi tugas teknis serta tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan kepustakawanan di sekolah. Tenaga perpustakaan sekolah minimal memiliki pendidikan menengah serta memperoleh pelatihan kepustakawanan dari lembaga pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi.
Tenaga perpustakaan sekolah yang ditugaskan di bagian jasa perpustakaan diutamakan seseorang yang cekatan, terampil, ramah, berwawasan luas, rajin, cepat tanggap, dan siap membantu pemustaka dalam menemukan informasi yang   dibutuhkan.
d.    Pemustaka
Pemustaka merupakan unsur pendukung dan penentu dalam kegiatan jasa perpustakaan. Pemustaka perpustakaan sekolah adalah pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan komunitas sekolah. Fungsi jasa perpustakaan ialah mempertemukan pemustaka dengan koleksi yang mereka inginkan. pustakawan harus mau berupaya menemukan koleksi yang dikehendaki oleh pemustaka.
4.    Jenis Jasa
Berbagai  jenis jasa  perpustakaan yang dapat dilakukan  yaitu jasa sirkulasi, jasa referensi, jasa penelusuran informasi, jasa membaca di perpustakaan, story telling (layanan bercerita), jasa pemutaran film dan video,   jasa waktu perpustakaan, dan jasa bimbingan penggunaan perpustakaan. 
Kegiatan pendayagunaan koleksi materi perpustakaan kepada pemustaka di sekolah terdiri atas jasa sirkulasi, jasa referensi, jasa penelusuran informasi, jasa bimbingan penggunaan perpustakaan. 
a.     Jasa sirkulasi 
Jasa sirkulasi   adalah jasa perpustakaan untuk meminjamkan materi perpustakaan bagi pemustaka sesuai ketentuan yang berlaku. Kegiatan sirkulasi dapat dilaksanakan sesudah buku-buku selesai diproses lengkap dengan  labelnya seperti, kartu buku, kartu tanggal kembali, kantong kartu buku, dan call number pada punggung buku.
b.     Jasa referensi
Jasa referensi adalah jasa perpustakaan dalam menjawab pertanyaan, menelusur dan menyediakan materi perpustakaan dan informasi sesuai dengan permintaan pemustaka dengan mendayagunakan koleksi referensi.
c.      Jasa membaca di perpustakaan
Jasa membaca di perpustakaan adalah Jasa kepada pemustaka yang belum menjadi anggota perpustakaan atau pemustaka yang tidak berminat meminjam koleksi untuk dibawa pulang. Untuk kepentingan Jasa ini, perpustakaan menyediakan ruangan khusus untuk membaca/belajar yang dilengkapi dengan meja dan kursi baca.
d.     Story Telling (Layanan bercerita)
Story telling merupakan sebuah seni bercerita yang dapat digunakan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai pada anak yang dilakukan tanpa perlu menggurui sang anak.   Story telling merupakan suatu proses kreatif anak-anak yang dalam perkembangannya, senantiasa mengaktifkan bukan hanya aspek intelektual tetapi juga aspek kepekaan, kehalusan budi, emosi, seni, daya berfantasi, dan imajinasi anak yang tidak hanya mengutamakan kemampuan otak kiri tetapi juga otak kanan.
Manfaat layanan storytelling:
1)     Meningkatkan minat baca anak;
2)     Membantu anak dalam memahami bacaan bagi mereka yang kemampuan membacanya kurang;
3)     Memperkaya perbendaharaan kata;
4)     Mempromosikan penggunaan dan pemanfaatan perpustakaan bagi anak-anak.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan agar story telling dapat dilaksanakan dengan baik:
1)     Memilih bahan cerita. Bahan cerita diambil dari koleksi  yang dimiliki perpustakaan dan dipilih sesuai dengan usia pemustaka;
2)     Menguasai cerita dengan baik. Cerita dapat dikuasai dengan cara membaca berkali-kali dan menghayati cerita yang akan dibawakan;
3)     Menceritakan kembali dengan penuh penghayatan;
4)     Menggunakan peralatan atau alat peraga yang mendukung;
5)     Berusaha untuk berinteraksi dengan pendengar;
6)     Berkonsentrasi dengan pendengar;
7)     Memperhatikan suara, intonasi (tekanan), raut muka (mimik), dan gerak tubuh.

e.     Jasa pemutaran film dan video
Berupa pemutaran film dan video juga slide atau filmstrip. Film-film diputar berupa film-film cerita, film-film ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang studi, umum, maupun film-film dokumenter. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan ruangan khusus serta penyediaan sarana berupa film, video,VCD, DVD, slide, filmstrip, dan alat pemutarnya.
f.  Waktu perpustakaan
Waktu perpustakan adalah saat kegiatan perpustakaan yang disediakan bagi murid untuk mengintensifkan penggunaan perpustakaan. Selain itu waktu perpustakaan memberikan kesempatan kepada murid untuk membaca dengan tujuan belajar, untuk memperoleh informasi, kesenangan, dan rekreasi.
Kegiatan waktu perpustakaan dapat dilakukan pada saat tertentu misalnya:
1)     Secara terpadu, yaitu disatukan dalam bidang studi yang sesuai sebagai bentuk kolaborasi antara guru dan pustakawan sekolah;
2)     Pada waktu khusus yang diatur oleh kepala sekolah bersama pustakawan misalnya seminggu sekali atau sebulan sekali (Kegiatan kurikuler).
g.     Jasa penelusuran
Pemustaka datang ke perpustakaan tentunya untuk meminjam buku, majalah atau sekedar membaca apa yang disediakan oleh perpustakaan. Namun demikian tidak sedikit pemustaka  sengaja datang untuk mencari informasi tertentu yang dibutuhkannya. Dalam pemanfaatan perpustakaan, pemustaka seringkali tidak dapat menemukan informasi yang dibutuhkannya.
Pada umumnya penelusuran informasi di perpustakaan dilakukan kepada pemustaka yang mengalami kesulitan dalam menemukan atau mencari informasi tertentu. Untuk perpustakaan yang memiliki koleksi referensi yang cukup banyak dan ditangani oleh petugas tersendiri, pada umumnya bagian referensi yang mendapat tugas untuk melakukan penelusuran informasi. Penelusuran informasi akan sangat bergantung pada pertanyaan atau permintaan pemustaka.
Alat bantu yang sering digunakan dalam penelusuran informasi adalah:
1)    kartu katalog;
2)    indeks artikel;
3)    abstrak/sari karangan;
4)    bibliografi;
5)    penelusuran pada pangkalan data secara terpasang (On line data base); dan
6)    penelusuran informasi melalui internet.
h.    Bimbingan Penggunaan Perpustakaan
Bimbingan penggunaan perpustakaan bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada pemustaka bagaimana caranya memanfaatkan perpustakaan dengan optimal. Dengan bimbingan penggunaan perpustakaan diharapkan pemustaka akan tertarik dan kemudian memanfaatkan perpustakaan.
5.    Jam Buka Perpustakaan
Waktu yang diberikan oleh perpustakaan sekolah untuk memberikan layanan kepada pemustaka mininal delapan jam sehari.
B.  Pelayanan Prima
Pelayanan prima adalah upaya maksimal yang mampu diberikan oleh petugas pelayanan dari suatu jasa pelayanan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan pemustaka sehingga tercapai suatu kepuasan. Tujuan dasar dari pelayanan prima adalah untuk meningkatkan keberhasilan perpustakaan. Hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan prima adalah sebagai berikut:
a.    Mampu melakukan komunikasi dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar komunikasi;
b.    Mampu berkomunikasi secara verbal atau nonverbal;
c.    Mampu bekerja dalam pelayanan secara individu atau kelompok; dan
d.     Mampu berkomunikasi dalam konsep 3A: attitude (sikap dalam berkomunikasi), attention (mampu memberikan perhatian pada saat berkomunikasi), dan action (mampu melakukan tindakan dalam berkomunikasi).
Perpustakaan  perlu menyadari bahwa dirinya  dipengaruhi oleh situasi kompetitif. Model pelayanan yang mementingkan kualitas layanan (service quality) berusaha mengidentifikasikan kesenjangan antara layanan yang diharapkan dan layanan yang diterima oleh pemustaka. Dalam hal ini kualitas layanan terdiri atas:
a.     Kualitas fungsional (functional quality) artinya perpustakaan dengan fungsinya sebagai sumber informasi perlu melengkapi koleksinya secara terus-menerus dan terbaru.
b.     Kualitas teknis (technical quality) artinya perpustakaan perlu memiliki sumber daya dengan kualifikasi teknis yang baik, mengaplikasikan akses ke teknologi informasi yang relevan, menunjukkan sikap melayani, dan terampil dalam melakukan pelayanan berkualitas.
1.    Prinsip pelayanan prima
Pedoman dalam mewujudkan pelayanan prima di masyarakat oleh instansi perpustakaan pusat dan daerah adalah SK Menpan nomor 81 tahun 1993 tentang Pedoman Pelaksanan Pelayanan Umum. Dalam pedoman tersebut dijelaskan bahwa Pelayanan Umum harus diatur dalam suatu tata laksana yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a.     Kesederhanaan, artinya prosedur/tata cara pelayanan harus dilakukan secara mudah, lancar, cepat, dan tidak berbelit-belit.
b.     Kejelasan dan kepastian mengenai:
1)  prosedur/tata cara pelayanan pembaca mulai dari prosedur keanggotaan, peminjaman, penelusuran, dan pelayanan informasi;
2)  unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan;
3)  hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan, bukti penerimaan, dan kelengkapan lainnya.
c.      Keamanan
Proses dan hasil pelayanan penelusuran informasi harus  dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta memberikan kepastian hukum karena sumbernya dapat dipertanggungjawabkan.




C.        Jasa Informasi dan Referensi
1.    Jasa Informasi
Jasa informasi ditujukan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pemustaka yang membutuhkan keterangan dan memberikan petunjuk tentang bahan-bahan tertentu yang tidak mungkin dapat dilayani oleh bagian sirkulasi. Misalnya,  membantu murid-murid mecari bahan pelajaran, membantu murid-murid mengerjakan tugas-tugas sekolah, membantu murid-murid menemukan informasi-informasi tertentu, membantu guru-guru mencari sumber-sumber pelajaran, dan sebagainya.
Jasa informasi ini akan dapat terselenggara dengan baik bila ditunjang oleh dua faktor, yaitu faktor kelengkapan koleksi dan faktor kemampuan tenaga perpustakaan sekolah.
a.     Kelengkapan Koleksi
       Kelengkapan koleksi yang tersedia di perpustakaan sekolah sangat mempengaruhi jasa informasi. Bagaimana akan dapat menunjukkan bahan-bahan tertentu sementara buku yang tersedia belum memadai? Oleh sebab itu, pengadaan bahan perpustakaan harus diusahakan secara terus menerus. Apabila perpustakaan sekolah belum mampu membeli buku-buku, usahakanlah untuk menambah koleksi dengan cara lain seperti tukar menukar atau meminjam dari perpustakaan sekolah lainnya.
       Dalam rangka memberikan jasa informasi ini,  koleksi referensi tidak diizinkan untuk dibawa pulang dan hanya untuk dibaca di ruang baca atau ruang referensi. Koleksi referensi antara lain kamus, ensiklopedi, buku pegangan (handbook), buku tahunan (yearbook), almanak, laporan penelitian ilmiah, laporan pertemuan ilmiah, bibliografi, katalog induk, buku petunjuk, direktori, dan biografi. Selain koleksi referensi, buku-buku yang jumlahnya hanya satu eksemplar dan koleksi khusus seperti majalah, surat kabar, buletin, film, slide, peta, dan globe juga tidak diizinkan dibawa pulang tetapi hanya untuk dibaca di ruang baca atau ruang referensi.
b.     Kemampuan Tenaga Perpustakaan Sekolah
       Perpustakaan sekolah yang sudah maju, khususnya di sekolah menengah, mempunyai tenaga yang cukup banyak, sehingga ada petugas yang menjabat sebagai kepala perpustakaan sekolah. Ada tenaga yang bertugas di bagian sirkulasi, dan ada pula yang bertugas di bagian referensi. Perpustakaan sekolah yang masih pada tahap perintisan petugasnya sedikit atau mungkin hanya satu orang. Oleh karena itu, kepala perpustakaan juga mengerjakan tugas di bagian sirkulasi dan bagian referensi. Petugas referensi, baik itu dirangkap oleh kepala sekolah atau pun petugas khusus referensi harus mempunyai pengetahuan yang luas dan mengetahui isi dan ciri khas setiap bahan referensi seperti kamus, ensiklopedi, dan almanak.
2.    Jasa Referensi
a.     Pengertian
Kata referens berasal dari bahasa Inggris reference dan merupakan kata kerja to refer yang artinya menunjuk kepada. Jasa referensi memberikan penjelasan, jawaban, maupun informasi tentang sesuatu dengan cara menunjukkan sumber-sumbernya. Mungkin masalah itu berupa subjek, nama orang, arti kata, data angka, dan sebagainya. Oleh karena itu koleksi sumber ini tidak harus dipelajari secara keseluruhan karena memang dipersiapkan untuk menjawab persolan. Untuk itu perlu dijelaskan penggunaan katalog manual maupun computer, penggunaan sumber-sumber rujukan sampai pada orientasi perpustakaan.
b.     Jenis Pertanyaan Referensi
Dalam jasa referensi seringkali petugas dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan dari pemustaka. Pertanyaan sangat bervariasi mulai dari pertanyaan sederhana sampai pada pertanyaan yang kompleks. Berikut ini matriks kelompok pertanyaan  untuk memudahkan petugas referens memetakan pertanyaan dari pemustaka, dan sumber informasi yang digunakan untuk menjawab pertanyaan.
Matriks Kelompok Pertanyaan dan Tipe Pertanyaan di Bagian
Referensi dan Sumber Informasi yang Digunakan
Kelompok Pertanyaan
Tipe Pertanyaan Yang Diajukan
Sumber Informasi
1
2
3

Bahasa
Definisi, ejaan, lafal, ucapan, singkatan, penggunaan istilah, istilah asing, sinomin, antonim, homonim, isyarat, simbol, dialek
Kamus

Latar belakang
Informasi umum, pendidikan mandiri, kejadian, informasi tentang sesuatu
Ensiklopedia, handbook, brosur, pamflet, buku pengangan

Orang
Tokoh masyarakat, spesialis, profesional, pengarang, tokoh yang kurang dikenal masyarakat
Sumber biografi, direktori, ensiklopedia, kamus biografi

Gejala
Kejadian yang tengah berlangsung, perkembangan menonjol tahun-tahun lalu
Buku tahunan
Tempat
Lokasi, deskripsi, jarak, identifikasi geografi
Ensiklopedia, sumber direktori
Organisasi termasuk perhimpunan dan badan
Alamat, tujuan, keanggotaan, publikasi, sejarah, struktur organisasi, nama dan susunan pengurus
Ensiklopedia, direktori, almanak, buku tahunan

Fakta dan aktivitas
Peristiwa, statistik, rumus, kebiasaan, tradisi, kepercayaan, kiasan, tamzil, peribahasa, plot, pelaku suatu kejadian, kutipan terkenal, catatan kegiatan
Almanak, buku tahunan
Daftar dokumen
Buku terbaik, buku yang memperoleh penghargaan, dokumen tentang hal tertentu, timbangan buku, lokasi sebuah dokumen, biografi umum atau khusus
Buku tahunan, risalah buku, bibliografi

Ilustrasi
Diagram, gambar, foto, slide, rekaman
Ensiklopedia, kamus, sumber biografi, pamflet

D.        Jasa Sirkulasi
Jasa sirkulasi adalah kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku perpustakaan sekolah. Tugas pokok bagian sirkulasi antara lain melayani pemustaka yang akan meminjam buku-buku perpustakaan sekolah, melayani pemustaka yang akan mengembalikan buku-buku yang telah dipinjam dan membuat statistik pengunjung.
1.         Administrasi Keanggotaan
Untuk menjadi anggota perpustakaan sekolah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
·           Merupakan komunitas sekolah/madrasah
·           Memiliki kartu anggota
·           Membayar biaya atas kartu anggota yang hilang untuk mendapatkan kartu anggota yang baru.
·           Mengisi formulir rangkap 2 yang telah disediakan oleh petugas. Lembar pertama diberikan kepada anggota yang berfungsi sebagai tanda anggota sementara. Lembar kedua dipegang oleh petugas sebagai data untuk pembuatan kartu anggota. Apabila kartu anggota telah selesai dibuat, kartu anggota sementara (lembar pertama yang dipegang anggota) diambil oleh petugas dan diganti dengan kartu anggota. Kartu anggota asli dibubuhi cap dan tanda tangan petugas.
·           Menggunakan kartu pelajar atau KTP miliknya sendiri, atau menggunakan KTP milik orang tua bagi calon anggota di bawah umur untuk membuktikan identitasnya.
·           Pasfoto sebanyak 2 lembar
·           Setiap anggota hanya boleh meminjam 3 buah buku (bergantung pada kondisi)
·           Lama peminjaman satu minggu (bergantung pada kondisi) dan dapat diperpanjang kembali setelah peminjam melaporkan kepada petugas perpustakaan. Apabila buku tersebut banyak diminati, sebaiknya setiap anggota boleh memperpanjang waktu peminjaman, cukup untuk satu buku saja.
·           Keterlambatan pengembalian dapat dikenakan denda per hari. Denda ini bertujuan untuk membiasakan setiap anggota bersikap disiplin mengembalikan buku. Uang denda tersebut dimaksudkan bukan sebagai sumber pemasukan, melainkan untuk menegakkan disiplin bagi peminjam koleksi. Uang denda ditentukan berdasarkan pada lamanya keterlambatan pengembalian buku.
·           Buku hilang atau rusak harus diganti dengan buku sejenis.
·           Cara pencatatan denda yaitu anggota yang terkena denda dicatat dalam buku kuitansi rangkap dua yang telah disedikan petugas. Lembar pertama diberikan kepada anggota dan lembar kedua disimpan oleh petugas. Selain pada kuitansi, denda pun dicatat pada buku harian petugas. Kuitansi asli dibubuhi cap dan tanda tangan petugas.
2.            Peminjaman Buku
Ada dua sistem penyelenggaraan perpustakaan sekolah yang masing-masing berbeda dalam proses peminjaman buku-buku. Kedua sistem tersebut adalah sistem terbuka dan sistem tertutup.
a.     Sistem terbuka (open acces system)
Pada perpustakaan sekolah yang menggunakan sistem terbuka, murid-murid diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri buku-buku yang dibutuhkan. Jadi, pada sistem ini murid-murid boleh masuk ke ruang penyimpanan buku. Apabila akan meminjam buku, maka buku yang telah ditemukan dibawa ke bagian sirkulasi untuk dicatat seperlunya.
Misalnya ada seorang murid yang akan meminjam buku tertentu. Pertama-tama murid tersebut melihat kartu katalog untuk mengetahui apakah buku yang dipinjamnya tersedia atau tidak. Apabila tersedia, carilah buku tersebut di ruang penyimpanan buku dan setelah ditemukan buku tersebut dibawa ke bagian sirkulasi untuk dicatat seperlunya oleh petugas sirkulasi. Penyerahan buku ke bagian sirkulasi harus menunjukkan kartu anggota atau kartu siswa. Kemudian petugas sirkulasi mengambil kartu peminjaman di laci kartu. Pada kartu peminjaman dicatat nomor buku yang dipinjam dan tanggal pengembaliannya. Pada slip tanggal yang ditempel pada halaman belakang buku dicatat tanggal pengembalian, sedangkan kartu bukunya dicabut dari kantong buku dan catatlah nomor siswa yang meminjam dan tanggal pengembaliannya pada kartu buku tersebut.
       Setelah selesai semuanya, maka kartu anggota atau kartu siswa beserta bukunya di file di laci kartu buku, sedangkan kartu peminjamnya di file kembali di laci kartu peminjam.
b.     Sistem tertutup (closed acces system)
Pada perpustakaan sekolah yang menggunakan sistem tertutup, murid-murid tidak diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri buku-buku yang dibutuhkan. Apabila ingin mencari buku harus melalui petugas. Jadi, pada sistem ini murid-murid tidak diperbolehkan masuk ke ruang penyimpanan buku.
3.     Pengembalian Buku
Tata cara pengembalian buku antara sistem terbuka dan sistem tertutup sama saja. Pertama-tama buku yang akan dikembalikan diserahkan kepada bagian sirkulasi. Petugas meneliti tanggal pengembalian yang tertera pada slip tanggal untuk mengetahui apakah pengembalian buku tersebut terlambat atau tidak. Jika terlambat, peminjam harus diberi sanksi menurut peraturan yang berlaku. Kemudian petugas mengambil kartu peminjam. Keterangan peminjaman pada kartu tersebut dicoret atau distempel tanggal kembali. Akhirnya kartu peminjam di file lagi di tempatnya, kartu buku dimasukkan lagi ke kantongnya, dan buku disimpan lagi di rak atau lemari semula.
Agar jasa peminjaman dan pengembalian buku-buku berjalan dengan lancar perlu dipersiapkan kartu anggota, kartu peminjam, dan kartu pesanan. Kartu anggota perpustakaan sekolah diberikan kepada setiap warga sekolah yang mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan sekolah. Kegunaannya adalah sebagai tanda pengenal pada waktu akan masuk perpustakaan sekolah dan dapat ditunjukkan sewaktu-waktu jika akan pinjam buku. Salah satu contoh kartu anggota perpustakaan sekolah seperti berikut:
NAMA PERPUSTAKAAN
KARTU ANGGOTA
No.       :
Nama   :

Foto
3x3
 
Alamat :
                                                   Ka. Perpustakaan
                                                  ______________
                         NIP.                                                      
Gambar 1  Contoh Kartu Anggota

Selain memiliki kartu anggota, setiap anggota memiliki kartu peminjam yang dapat dibuat dari kertas manila. Kartu ini digunakan untuk mencatat buku-buku yang dipinjam oleh yang bersangkutan. Mengenai contoh kartu peminjam dapat dilihat gambar berikut ini:

KARTU PEMINJAMAN
No.      :
Nama  :
Kelas   :

Foto
3x3
 
Alamat :    

                                   
Call
No.
Tanggal
kemballi
Paraf
Call
No.
Tanggal
kemballi
Paraf












Gambar 2   Contoh Kartu Peminjaman

Pemustaka yang ingin mendapatkan buku yang sedang dipinjam oleh pemustaka lainnya dapat mengisi form kartu pesanan yang telah disediakan. Kartu pesanan bisa dibuat dari kertas biasa. Pada kartu pesanan ini harus tercantum nama pemesan, kelas, buku yang dipesan, dan nomor buku. Mengenai contoh kartu pesanan dapat dilihat pada gambar berikut ini.



NAMA PERPUSTAKAAN
Dipesan:

Judul:
Pengarang:
Call No:

Oleh

Nama:
Kelas:

Gambar 3  Kartu Pesanan
4.     Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan
Agar jasa sirkulasi dan jasa referensi berjalan lancar dan teratur perlu dibuatkan peraturan berupa tata tertib sehingga dapat dijadikan pegangan baik oleh pemustaka maupun oleh tenaga perpustakaan sekolah.
Tata tertib ini sebaiknya dibuat oleh panitia khusus yang melibatkan kepala sekolah, guru, dan tenaga perpustakaan perpustakaan sekolah. Tata tertib harus dibuat secara singkat, jelas, dan sederhana, sehingga mudah dimengerti oleh semua pemustaka. Informasi yang harus dicantumkan di dalam tata tertib meliputi:
a.     Sifat dan status perpustakaan sekolah;
b.     Kenggotaan perpustakaan sekolah;
c.      Koleksi yang tersedia;
d.     Hak anggota;
e.     Sanksi dan hukuman bagi pelanggar;
f.       Iuran (jika ada);
g.     Sistem penyelenggaraan; dan
h.     Jam  buka perpustakaan.
Pada setiap tata tertib perpustakaan sekolah dicantumkan sanksi-sanksi tertentu bagi pemustaka yang melanggar larangan atau melakukan sesuatu yang tidak diperbolehkan, antara lain:
a.     Merokok, makan, dan minum di ruang perpustakaan;
b.     Gaduh, berbicara keras, menyanyi, tertawa-tawa, bersiul, dan bersenda gurau di dalam ruang perpustakaan;
c.      Merusak koleksi dan perlengkapan perpustakaan;
d.     Mencoret-coret koleksi, meja, kursi, dan perlengkapan lainnya;
e.     Memindahkan letak buku sehingga tidak sesuai dengan sistem penempatan yang berlaku;
f.       Membawa keluar buku dari perpustakaan tanpa diproses secara administratif;
g.     Membuang sampah di sembarang tempat; dan
h.     Terlambat mengembalikan buku yang dipinjam.
Pemustaka yang melanggar larangan-larangan tersebut di atas diberi sanksi atau hukuman tertentu yang bersifat mendidik, misalnya:
a.     pemustaka yang sengaja atau tidak sengaja terlambat mengembalikan buku yang dipinjam dikenakan denda Rp 500,- /buku/hari;
b.     pemustaka yang merusak koleksi harus memperbaiki kembali;
c.      pemustaka yang menghilangkan koleksi harus menggantinya dengan judul yang sama atau hampir sama atau dengan subjek yang sama; dan
d.     pemustaka yang membawa keluar perpustakaan buku-buku tertentu tanpa melalui prosedur peminjaman yang berlaku harus dicabut haknya sebagai anggota perpustakaan dalam waktu tertentu.
Sanksi-sanksi tersebut harus benar-benar diterapkan tanpa memandang siapa pelanggarnya, apakah yang bersangkutan itu anak guru, kepala sekolah, atau bukan.
Berikut ini adalah sebuat contoh tata tertib perpustakaan sekolah.  
TATA TERTIB PERPUSTAKAAN
SEKOLAH NEGERI 216 JAKARTA
A.   Jam  Buka Layanan
Senin – Jum’at ,  07.00 – 14.30

B.   Keanggotaan 
Keanggotaan meliputi :
·         Siswa
·         Pengajar
·         Tata usaha

Syarat Keanggotaan:
·         Menyerahakan foto 2×3 sebanyak 2 lembar
·         Tidak dikenakan biaya administrasi
·         Masa berlaku kartu anggota selama 1 tahun dan dapat diperpanjang secara otomatis.
·         Kartu anggota tidak boleh dipinjamkan pada orang lain
 
C.    Fasilitas
·         Ruang baca dan ruang koleksi referensi
·          Area hotspot/Wi-Fi
D.   Sistem layanan
Sistem layanan terbuka


E.   Jenis Jasa Perpustakaan
·         Jasa Keanggotaan
·         Jasa Sirkulasi (peminjaman dan pengembalian buku)
·         Jasa referensi;
·         Jasa penelusuran informasi; dan
·         Jasa bimbingan penggunaan perpustakaan.

F.    Peminjaman
·         Jumlah peminjaman maksimal 3 buku
·         Lama peminjaman 1 minggu (6 hari) dan dapat diperpanjang selama 1 minggu (6 hari).

G.   Sanksi
·         Anggota yang sengaja atau tidak sengaja terlambat mengembalikan buku yang dipinjam dikenakan denda Rp 500,- /buku/hari.
·         Anggota yang merusak koleksi harus memperbaiki kembali
·         Anggota yang menghilangkan koleksi harus menggantinya dengan judul yang sama atau hampir sama atau dengan subyek yang sama.
H.   Tata Tertib Umum
·         Pengunjung harap mengisi buku tamu
·         Pengunjung dilarang:
v  Makan dan minum di ruang perpustakaan;
v  gaduh, berbicara keras, menyanyi, tertawa-tawa, bersiul, dan bersenda gurau di dalam ruang perpustakaan;
v  merusak koleksi dan perlengkapan perpustakaan;
v  mencoret  koleksi, meja, kursi, dan perlengkapan lainnya;
v  memindahkan letak buku sehingga tidak sesuai dengan sistem penempatan yang berlaku;
v  membawa keluar buku dari perpustakaan tanpa diproses secara administratif; dan
v  membuang sampah di sembarang tempat.

5.     Perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan jasa sirkulasi:
a.      Alat tulis kantor
b.      Komputer/mesin ketik dan kelengkapannya
c.      Borang/ formulir peminjaman koleksi perpustakaan
d.      Borang/ formulir penyusunan statistik sirkulasi
6.     Statistik pengunjung/peminjaman
Tugas yang ketiga bagian sirkulasi adalah membuat statistik pengunjung dan peminjaman untuk mengetahui seberapa jauh pelayanan perpustakaan sekolah telah dilaksanakan, misalnya berapa jumlah pengunjung pada setiap harinya, setiap bulannya, atau setiap tahunnya;  berapa jumlah buku yang dipinjam; buku-buku golongan apa saja yang dipinjam oleh murid-murid, dan sebagainya.
Statistik pengunjung dan peminjam harus dibuat dengan sebaik-baiknya, sebab hasilnya selain dapat dijadikan dasar pembuatan laporan, juga dapat dijadikan sebagai dasar dalam membuat perencanaan pengadaan buku-buku.
Contoh statistik bulanan:
            
STATISTIK BULANAN

BULAN:


















TAHUN:


















GOLONGAN BUKU   
TANGGAL
JUMLAH
YANG DIPINJAM
1
2
3
4
5







28
29
30
31

000
Karya Umum


  














100
Filsafat

















200
Agama

















300
Ilmu Sosial















 

400
Bahasa

















500
Ilmu Murni

















600
Ilmu Terapan

















700
Kesenian, Olah Raga

















800
Kesusastraan

















900
Geografi dan Sejarah

















Jumlah
Peminjaman

















Jumlah
Pengunjung


















Petugas





 
 
Gambar 4  Contoh Model Statistik Bulanan
 Contoh statistik tahunan

STATISTIK TAHUNAN

















TAHUN:































GOLONGAN BUKU   
BULAN
JUMLAH
YANG DIPINJAM
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Karya Umum













Filsafat













Agama













Ilmu Sosial













Bahasa













Ilmu Murni













Ilmu Terapan













Kesenian, Olah Raga













Kesusastraan













Geografi dan Sejarah














Gambar 5  Contoh Model Statistik Tahunan

Untuk mengetahui jumlah peminjaman pada setiap harinya dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan cara menghitung jumlah kartu buku yang dikelompok menurut nomor golongannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa buku yang akan dipinjam kartu bukunya harus diambil dari kantongnya dan difile di laci kartu buku. Sebelum perpustakaan sekolah ditutup kartu buku tersebut dihitung sehingga jumlahnya dapat diketahui. Jumlah kartu buku menunjukkan jumlah peminjaman pada hari tersebut. Kedua, dengan cara menggunakan lembar peminjaman tersendiri yang dapat dibuat dari kertas tipis. Setiap buku yang dipinjam ditulis pada lembar peminjaman, dan sebelum perpustakaan .
Hasil perhitungan statistik seperti dijelaskan di atas dapat ditunjukkan kepada siapa saja dengan cara dibuatkan grafik peminjaman dan grafik pemustaka. Penyajian dengan grafik ini akan mudah dimengerti orang. Untuk keperluan ini, grafik bisa dibuat dari kertas manila putih dengan menggunakan alat tulis berupa spidol atau dibuat dengan chart. Setelah dibuat,  grafik tersebut ditempelkan di tembok yang sekiranya mudah dilihat orang. Sebagai contoh pembuatan grafik pemustaka misalnya Perpustakaan Sekolah SMP Negeri 126 Jakarta pemustakanya mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juli 2011 berturut-turut 490 orang, 600 orang, 550 orang, 700 orang,720 orang, dan 650 orang. Maka hasil grafiknya sebagai berikut:

Gambar 6  Statistik Pemustaka

7.    Jasa Sirkulasi Berbasis Teknologi Informasi
Penerapan teknologi informasi dalam bidang jasa sirkulasi dapat meliputi banyak hal diantaranya adalah jasa peminjaman dan pengembalian, statistik pemanfaatan perpustakaan, administrasi keanggotaan, dan lain-lain. Selain itu dapat juga dilakukan silang layan antar perpustakaan yang lebih mudah dilakukan apabila teknologi informasi sudah menjadi bagian dari jasa sirkulasi ini. Teknologi saat ini sudah memungkinkan adanya self-services dalam jasa sirkulasi melalui fasilitas barcoding dan RFID (Radio Frequency Identification). Penerapan teknologi komunikasipun sudah mulai digunakan seperti penggunaan SMS, faksimili dan internet.
E.        Sumber Referensi
1.      Pengertian
Buku referensi memberikan keterangan tentang topik perkataan, tempat, peristiwa, data statistik, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal, dan lain sebagainya.  Di perpustakaan biasanya buku-buku referensi dikumpulkan tersendiri dan disebut “Koleksi Referensi   ”,sedangkan ruang penyimpanannya disebut “Ruang Referensi”. Buku-buku referensi yang karena sifatnya sebagai buku petunjuk, harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat dipakai oleh setiap orang pada setiap saat. Buku-buku referensi tidak boleh dipinjam atau dibawa pulang. Pemustaka yang memerlukan harus datang dan membaca di perpustakaan. Pada umumnya orang belum mengenal buku referensi baik arti maupun gunanya. Tenaga perpustakaan sekolah perlu memperkenalkan buku referensi dan kegunaannya kepada pemustaka.
Buku referensi disebut juga buku rujukan atau buku acuan. Disebut buku rujukan karena buku itu didesain untuk dijadikan sumber pengetahuan atau diacu dari masa ke masa. Lazimnya buku referensi tidak didesain untuk dibaca terus menerus seperti halnya dengan buku cerita atau buku pelajaran.
Buku referensi dirancang dengan susunan serta penyajian untuk keperluan khusus. Dengan demikian, buku referensi memiliki ciri sebagai berikut:
a.     Buku referensi ditujukan untuk keperluan konsultasi. Lazimnya hanya bagian tertentu saja yang digunakan untuk suatu kepentingan. Sudah tentu buku acuan semacam kamus, ensiklopedi, buku tahunan, serta sejenisnya menyajikan informasi secara langsung. Namun buku referensi lain seperti biografi, indeks, dan abstrak tidak menyajikan informasi melainkan merujuk ke sumber lain yang memiliki informasi yang dibutuhkan pemustaka.
b.      Buku referensi tidak dimaksudkan untuk dibaca seperti buku biasa. Novel ditulis supaya dibaca sampai lengkap. Tidak demikian halnya dengan buku referensi. Sebagai contoh, orang akan membaca buku kamus atau ensiklopedi atau direktori hanya pada halaman yang ia perlukan.
c.       Buku referensi seringkali terdiri dari entri yang terpotong-potong. Masing-masing entri tidak sama panjangnya. Sebagai contoh, sebuah entri dalam ensiklopedia mungkin berkaitan dengan entri lain. Entri tentang Taman Mini Indonesia Indah tidak sama panjangnya dengan entri sejarah Indonesia. Mungkin saja entri menjadi satu karena pengabjadan, misalnya entri Indonesia diikuti dengan entri Italia. Namun kedua entri tidak ada kaitannya. Dengan kata lain buku referensi biasanya ditandai dengan pemaparan yang tidak berkesinambungan.
d.     Di perpustakaan, buku referensi biasanya tidak dipinjamkan karena buku tersebut diperlukan setiap waktu untuk orang yang memerlukan informasi khusus. Tenaga  perpustakaan sekolah tidak dapat menduga bilamana sebuah buku referensi diperlukan oleh penggunaannya. Peminjaman buku referensi terbatas pada ruang referensi saja. Bila perpustakaan memiliki kopi ganda atau kopi yang sudah usang maka kopi tersebut lazimnya dipinjamkan. Buku tahunan yang sudah usang dapat ditemukan di rak peminjaman sementara buku tahunan mutakhir berada di ruang referensi.
e.     Informasi disusun untuk mempermudah penelurusan secara cepat dan menyeluruh. Susunan ini dapat menurut abjad, judul, subyek, atau kronologis disertai indeks untuk keperluan temu balik.



2.      Bentuk Penyajian Informasi
Informasi yang disusun dalam buku referensi lazimnya menggunakan pola tertentu dengan tujuan memudahkan penggunaannya. Berikut ini uraian penyajian informasi buku referensi. Judul sampul buku referens seringkali menyesatkan sehingga sukar dijadikan patokan. Sebaliknya, “halaman judul” buku referensi mampu memberikan keterangan vital mengenai buku referensi. Selanjutnya, daftar isi menunjukkan subjek yang dimuat disertai dengan urutan penyajiannya. Lazimnya buku referensi menyertai indeks yang memuat daftar istilah atau nama geografis disertai acuan halaman atau jilid yang memuat informasi tersebut. Sebagian besar buku referensi menggunakan indeks menurut abjad. Sebaiknya penggunaan indeks harus digabungkan dengan pemeriksaan daftar isi. Istilah yang digunakan dalam indeks seringkali mencakup berbagai istilah sinonim.
Penyajian secara umum buku referensi disusun secara alfabetis per item masalah atau persoalan. Dalam kamus, entri disusun per kata baru diikuti padanan kata atau makna kata. Pada ensiklopedia pada umumnya juga disusun secara alfabetis per topik. Penyusunan ini dimaksudkan untuk memudahkan penggunaan koleksi referensi, karena buku referensi memang tidak perlu dibaca secara menyeluruh. Pemustaka biasanya hanya mencari informasi per item atau per topik.
3.         Jenis Buku Referensi
Jumlah serta jangkauan buku referensi sangatlah luas. Seorang tenaga perpustakaan  memerlukan belajar dan pengalaman bertahun-tahun sebelum mampu menguasainya. Kemampuan tersebut akan menimbulkan sebutan baru sebagai pustakawan referensi. Sungguh pun demikian, tenaga perpustakaan maupun pemustaka perlu memiliki pengetahuan umum mengenai buku referensi beserta cakupannya. Buku referensi dapat dibagi berdasarkan jenis, format, maupun kriteria lainnya.
a.     Kamus
Kamus berisi kata atau istilah yang digunakan dalam suatu subjek atau profesi  yang disusun menurut tata susunan tertentu biasanya menurut abjad yang disertai dengan makna, ejaan, ucapan, pemakaian, dan sejenisnya. Jadi, kamus berkaitan dengan kata. Ini berbeda dengan ensiklopedia yang memberikan informasi mengenai suatu masalah yang diungkapkan dalam kata. Perbedaan utama adalah kamus memberi definisi kata sedangkan ensiklopedia memberikan informasi umum mengenai sebuah topik. Hal ini perlu dipahami walaupun garis pemisah antara kamus dan ensiklopedia seringkali kabur. Sebagai contoh banyak buku berjudul Encyclopedic Dictionary memberi definisi sebuah kata namun uraiannya mengarah ke uraian ensiklopedia. Kamus dapat dibagi menjadi:
1)     Kamus bahasa
a)     Ekabahasa artinya kamus yang memuat kata-kata dari suatu bahasa dan diberi definisi bahasa itu sendiri. Kamus bahasa Indonesia dengan definisi bahasa Indonesia. Kamus bahasa Inggris dengan definisi bahasa Inggris. Contoh :
·      Kamus Besar Bahasa Indonesia  
·      Kamus Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary
b)     Dwibahasa artinya kamus yang memuat kata-kata dari suatu bahasa dan diberi definisi dalam bahasa lain. Kamus bahasa Inggris dengan definisi bahasa Indonesia. Kamus bahasa Jerman dengan definisi bahasa Inggris. Contoh :
·      Kamus Inggris-Indonesia oleh Hassan Shadily dan John M. Echols.
c)     Multibahasa artinya kamus yang memuat kata-kata dari suatu bahasa dan diberi definisi lebih dari dua bahasa. Lazimnya hanya memberikan padanannya saja dan tidak memberikan sinonim maupun antonim. Contoh:
·    Kamus Inggris-Indonesia-Arab.
2)    Kamus khusus
Kamus yang hanya mendaftar istilah yang lazim digunakan dalam sebuah bidang pengetahuan, atau disebut juga kamus bidang ilmu. Kamus semacam ini menyajikan informasi mengenai definisi istilah yang digunakan di bidang khusus. Contoh:
·           Kamus Fisika, Kamus Biologi, Kamus Komputer, Kamus Perpustakaan.
b.         Ensiklopedia
Ensiklopedia adalah buku atau serangkaian buku yang menghimpun keterangan atau uraian tentang berbagai hal di bidang seni dan ilmu pengetahuan, yang disusun menurut abjad atau menurut lingkungan ilmu. Kata "ensiklopedia" diambil dari bahasa Yunani; enkyklios paideia (ἐγκύκλιος παιδεία) yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksudnya ensiklopedia itu sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua lingkaran ilmu pengetahuan. Seringkali ensiklopedia dicampurbaurkan dengan kamus dan ensiklopedia-ensiklopedia awal memang berkembang dari kamus. Perbedaan utama antara kamus dan ensiklopedia ialah bahwa sebuah kamus hanya memberikan definisi setiap entri atau lemma dilihat dari sudut pandang linguistik atau hanya memberikan kata-kata sinonim saja, sedangkan sebuah ensiklopedia memberikan penjelasan secara lebih mendalam dari yang kita cari. Sebuah ensiklopedia mencoba menjelaskan setiap artikel sebagai sebuah fenomena. Atau lebih singkat: kamus adalah daftar kata-kata yang dijelaskan dengan kata-kata lainnya sedangkan sebuah ensiklopedia adalah sebuah daftar hal-hal yang kadang kala dilengkapi dengan gambar untuk lebih menjelaskan.
c.      Buku Tahunan
Buku tahunan merupakan terbitan tahunan yang berisi informasi mutakhir dalam bentuk deskriptif dan atau data  statistik yang kadang-kadang terbatas pada sebuah subjek saja. Buku tahunan bertujuan meliput kegiatan yang telah berlangsung dalam periode tertentu, biasanya dari tahun lampau. Misalnya buku tahunan 2011 mencakup kegiatan tahun 2010.
d. Almanak
Almanak hampir sama dengan buku tahunan tetapi memiliki perbedaan tertentu. Pengertian almanak mencakup dua:
1)     Terbitan tahunan berisi kalender atau penanggalan, kadang-kadang disertai dengan data astronomi dan informasi lain;
2)     Buku tahunan berisi statistik dan informasi lain kadang-kadang terbatas pada sebuah bidang saja.
d.     Sumber Geografis
Sumber referens ini merupakan sumber yang dirancang khusus untuk informasi geografis. Termasuk dalam sumber geografis ialah gazetir, buku perjalanan, atlas, peta, dan globe (bola dunia). Gazetir merupakan kamus geografi mengenai tempat-tempat disusun menurut abjad.
e.     Direktori
Direktori adalah daftar tokoh atau organisasi atau lembaga yang disusun secara sistematik. Biasanya isi buku itu disusun menurut abjad atau susunan kelas/subjek dan memberikan data mengenai nama, alamat, afiliasi, kegiatan, dan sebagainya
f.       Sumber Statistik
Banyak terbitan luar negeri mengenai statistik, namun yang menyangkut Indonesia masih terbatas. Selama ini terbitan statistik Indonesia didominasi terbitan Biro Pusat Statistik. Oleh karena itu,  perpustakaan sebaiknya mengoleksi terbitan Biro Pusat Statistik mengingat langkanya terbitan lain mengenai statistik Indonesia.
g.     Buku Panduan (Handbook) dan Pedoman (Manual)
Buku panduan merupakan kumpulan berbagai jenis informasi yang disusun secara padat dan siap pakai khusus dalam sebuah bidang. Buku panduan lazimnya digunakan sebagai sarana memeriksa atau menguji data untuk membantu pemustaka dalam tugasnya. Kadang-kadang buku panduan dirancukan dengan ensiklopedia khusus. Penekanan ensiklopedia khusus pada informasi latar belakang agar pembaca dapat merumuskan sebuah tugas dan uraiannya lebih panjang dari buku panduan. Buku panduan dapat dibagi menjadi buku panduan umum dan khusus.

h.     Bibliografi
Bibliografi merupakan daftar tersusun rapi yang memuat sumber primer atau sumber lain mengenai subjek atau tokoh tertentu. Bibliografi biasanya disusun menurut abjad pengarang atau kronologis atau per topik; cakupannya banyak komprehensif atau selektif. Kadang-kadang bibliografi disertai dengan anotasi, disebut bibliografi beranotasi. Bibliografi diterbitkan sebagai bagian sebuah karya atau terbit secara terpisah. Tujuan menyusun atau menerbitkan bibliografi ialah membantu pemustaka mengetahui eksistensi sebuah dokumen atau mengidentifikasi sebuah dokumen atau bahan perpustakaan lain sesuai dengan keperluan.
F.           Bimbingan Penggunaan Perpustakaan Bagi Komunitas Sekolah/Madrasah
1.            Pengertian Bimbingan Penggunaan Perpustakaan
Bimbingan penggunaan perpustakaan   merupakan salah satu bentuk jasa perpustakaan yang sering dilakukan oleh berbagai jenis perpustakaan. Tujuan jasa ini adalah untuk membantu pemustaka agar dapat memanfaatkan semua bentuk sarana layanan perpustakaan dengan mudah. Pada umumnya bimbingan penggunaan perpustakaan diberikan terhadap anggota baru. Di lingkungan sekolah bimbingan penggunaan perpustakaan diberikan kepada siswa baru. Bimbingan penggunaan perpustakaan tidak dilakukan terhadap perorangan, tetapi dilakukan secara berkelompok. Hal ini dimaksudkan untuk menghemat waktu tenaga dan dana.
2.     Manfaat Bimbingan Penggunaan Perpustakaan
a.     Manfaat jangka pendek:
1)     Dapat menggunakan perpustakaan secara efektif
2)     Dapat menggunakan perpustakaan untuk menunjang keperluan studi;
3)     Dapat menemukan kembali informasi (mencakup penelusuran literature untuk keperluan studi dan penelitian)
4)     Dapat mengorganisasi informasi yang telah diperoleh dalam bentuk tulisan/makalah

b.     Manfaat jangka panjang
1)     Dasar pendidikan seumur hidup (belajar mandiri)
2)     Dapat menggunakan perpustakaan di manapun
3)     Dapat menelusur literatur untuk keperluan pendidikan yang lebih tinggi
3.     Materi Bimbingan Penggunaan Perpustakaan
Materi bimbingan penggunaan perpustakaan adalah sebagai berikut:

a.    Pengenalan denah perpustakaan
Pengenalan denah perpustakaan dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada anggota perpustakaan tentang ruangan-ruangan yang ada di perpustakaan sampai pada penggunaan ruangan tersebut. Gambaran ini sangat penting bagi anggota perpustakaan sebagai calon pemustaka. Gambaran denah perlu dijelaskan secara lengkap mulai dari tempat penitipan tas, bagian jasa peminjaman, bagian katalog, bagian ruang baca, dan bagian referensi.
b.     Peraturan perpustakaan
       Peraturan perpustakaan harus diketahui oleh semua anggota. Peraturan perpustakaan biasanya berisi peraturan umum, hak dan kewajiban anggota perpustakaan, serta sanksi bagi anggota yang melanggar peraturan tersebut. Peraturan umum biasanya terdiri atas syarat menjadi anggota, waktu layanan perpustakaan. Hak anggota meliputi hak untuk mendapat penjelasan, hak untuk memanfaatkan sarana layanan perpustakaan, hak meminjam koleksi, hak batasan jumlah pinjaman, dan hak membaca di tempat. Kewajiban yang harus dipenuhi anggota perpustakaan, misalnya menjaga ketenangan, mengembalikan buku tepat waktunya, tidak merusak, tidak mengotori, tidak mencoret buku, dan mentaati semua peraturan yang berlaku di lingkungan perpustakaan. Sanksi diberikan kepada anggota yang melanggar tata tertib atau peraturan perpustakaan.
c.      Alat penelusuran koleksi
       Alat penelusuran koleksi yang dimiliki perpustakaan perlu diperkenalkan. Biasanya yang harus diperkenalkan adalah kartu katalog, karena alat penelusuran ini merupakan wakil koleksi riil yang ada di perpustakaan. Pengenalan sampai pada cara-cara penggunaan katalog sebagai alat penelusuran  koleksi yang dimiliki perpustakaan.
d.     Pengenalan bagian-bagian layanan perpustakaan
e.     Pengenalan terhadap penempatan koleksi
f.     Pengenalan ruang baca
Materi berdasarkan tingkat pendidikan kelompok pemustaka
a.     Sekolah Dasar (SD)
Kepada murid-murid sekolah dasar perlu ditanamkan cinta buku dan perpustakaan dengan pemberian materi tentang:
1)     Cara membawa buku dan majalah yang baik;
2)     Cara membaca yang baik, misalnya jarak buku dan mata, arah sinar, dan tidak membaca dengan tiduran;
3)     Pengenalan cara meminjam buku di perpustakaan;
4)     Cara penggunaan kartu katalog; dan
5)     Cara menggunakan kamus bahasa asing.
b.     Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
Kepada murid sekolah lanjutan pertama diberi materi:
1)     Penggunaan dan fungsi katalog;
2)     Fungsi perpustakaan sebagai pusat informasi, pendidikan, dan rekreasi;
3)     Pengenalan koleksi referensi;
4)     Cara meringkas buku fiksi dan nonfiksi;
5)     Pengenalan cara membaca cepat;
6)     Pemanfaatan terbitan berkala, majalah, jurnal, surat kabar, dan lain-lainnya untuk menambah wawasan keilmuan.
c.      Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
Para siswa lanjutan tingkat atas perlu diberi materi perpustakaan yang mencakup:
1)     Jenis-jenis dan cara penggunaan katalog, kartu buku, maupun bentuk elektronik;
2)     Penggunaan koleksi referensi: kamus, manual, handbook, sumber-sumber biografi, dan lain-lain;
3)     Fungsi majalah dan pengembangan ilmu pengetahuan;
4)     Dasar-dasar komputer dalampengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai pada pengenalan internet;
5)     Fungsi dan jenis-jenis perpustakaan; dan
6)     Jenis-jenis sitem informasi perpustakaan.
4.            Bentuk penyampaian bimbingan penggunaan perpustakaan
a.      Pengajaran
Bimbingan penggunaan perpustakaan dilakukan dengan memberikan materi  perpustakaan dalam jangka waktu tertentu.  Pengajaran ini dapat diberikan di kelas, dengan kurikulum, jumlah jam, dan pengajarnya yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Sebagaimana diketahui bahwa bentuk pengajaran ini, baru disampaikan pada siswa-siswa SMEA. Itu pun masih digabungkan dengan pelajaran bahasa Indonesia atau materi lain. Kiranya akan lebih baik lagi kalau materinya berdiri sendiri dan diasuh oleh tenaga perpustakaan sekolah yang betul-betul menguasai materi perpustakaan.
b.      Pemutaran Film Maupun Slide
c.     Bimbingan Penggunaan Koleksi Referensi
d.      Ceramah
e.      Orientasi Perpustakaan (Library Orientation)
Beberapa cara yang bisa dilakukan dalam orientasi perpustakaan:
1)     Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk beberapa pertanyaan;
2)     Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitive terhadap kebingungan yang dihadapi pemustaka;
3)     Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu didiskusikan, misalnya menggunakan katalog;
4)     Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas yang ada;
5)     Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit;
6)         Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama mengikuti orientasi perpustakaan.

f.    Permainan dan Tugas Mandiri

1 komentar:

  1. Harrah's Casino Lake Tahoe - Mapyro
    Casino Lake Tahoe in 제천 출장샵 Stateline, 청주 출장마사지 NV 포항 출장마사지 at 18 Highway 50. View map. Harrah's Casino Lake 울산광역 출장마사지 Tahoe. Map. Harrah's Casino Lake Tahoe. Lake Tahoe Hotel & Casino. 상주 출장샵 1 Highway 50

    BalasHapus