A.
Jasa Perpustakaan Sekolah
1.
Pengertian Jasa Perpustakaan
Pada awalnya, yang dimaksud dengan jasa perpustakaan
adalah menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada
pemustaka yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang dibutuhkannya.
Pada masa itu,
jasa perpustakaan bersifat pasif. Jasa perpustakaan hanya menunggu jika ada
pemustaka yang datang. Perpustakaan hanya memberikan jasa informasi yang
dibutuhkan pemustaka.
Jika pemustaka tidak membutuhkan, maka
perpustakaan tidak akan memberikan jasa. Orientasi yang bersifat pasif ini
mulai banyak ditinggalkan oleh perpustakaan. Saat ini perpustakaan secara aktif
dan bahkan proaktif selalu menawarkan segala bentuk koleksi yang dimiliki
kepada masyarakat yang dilayaninya. Selain itu, perpustakaan juga berusaha
selalu menyiapkan segala kemungkinan bentuk informasi yang dibutuhkan oleh
pemustaka sampai pada penyiapan perangkat yang diperlukan untuk mempermudah
penemuan kembali koleksi yang dimilikinya. Penyiapan sarana penelusuran
informasi tadi dimaksudkan untuk memberikan layanan yang optimal kepada
pemustaka.
Dari
uraian di atas dapat diketahui pengertian jasa perpustakaan adalah pemberian
jasa tentang:
a. Segala
bentuk informasi yang dibutuhkan pemustaka, baik untuk dimanfaatkan di tempat atau pun untuk dibawa pulang untuk digunakan di
luar perpustakaan;
b. Manfaat
berbagai sarana penelusuran informasi yang tersedia di perpustakaan yang
merujuk pada keberadaan sebuah informasi.
2.
Tujuan dan Fungsi Jasa Perpustakaan
Tujuan dan fungsi jasa perpustakaan sekolah adalah
menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar,
rekreasi bagi pemustaka (pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan
komunitas sekolah) dengan menggunakan koleksi yang ada di perpustakaan, serta
bimbingan dan peningkatan minat baca siswa. Kegiatan jasa di perpustakaan sekolah meliputi,
peminjaman buku-buku, melayani kebutuhan pelajaran dalam kelas, menyediakan
sumber informasi, dan melatih siswa untuk mahir menggunakan koleksi perpustakaan.
3.
Unsur jasa Perpustakaan
Berbagai sarana dan
program dirancang dengan harapan agar pemustaka senang datang ke perpustakaan.
Dalam kaitannya menciptakan kegiatan jasa perpustakaan yang baik, perpustakaan memerlukan unsur-unsur
penunjang yang mendukung kelancaran kegiatan jasa perpustakaan, antara lain fasilitas sarana dan prasarana,
koleksi, petugas layanan, dan pemustaka.
a. Fasilitas
Kegiatan
layanan perpustakaan harus dilengkapi dengan fasilitas, sarana, dan prasarana yang memadai agar tujuan dan
fungsi perpustakaan dapat terpenuhi. Sarana
utama adalah ruangan yang sesuai dengan jumlah koleksi dan jumlah pemustakanya.
Selain itu, diperlukan juga perabotan dan peralatan
untuk jasa perpustakaan.
1) Ruang
Perpustakaan menyediakan ruang yang cukup untuk koleksi, tenaga perpustakaan, dan
pemustakanya. Perpustakaan menyediakan ruang dengan luas sekurang-kurangnya
untuk SD/MI 56 m2, untuk SMP/MTS 126 m2, untuk
SMA, MA, SMK, dan MAK 168 m2.
Tata ruang
perpustakaan harus diatur sebagai berikut:
a) Aktifitas layanan perpustakaan agar dapat
berlangsung dengan lancar;
b) Para pemustaka tidak saling mengganggu waktu
bergerak dan belajar;
c) Memungkinkan pertukaran udara dan masuknya sinar
matahari dalam ruangan; dan
d) Pengawasan dan pengamanan koleksi dapat dilaksanakan
dengan baik.
2) Perabot dan peralatan perpustakaan
Perpustakaan menyediakan sekurang-kurangnya rak
buku, meja dan kursi pemustaka, meja dan kursi tenaga perpustakaan, lemari
kartu katalog, meja sirkulasi dan meja peminjaman, mesin tik/perangkat
computer, dan papan pengumuman/pameran.
b. Koleksi perpustakaan
Koleksi
perpustakaan adalah semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah,
disimpan, ditemukembalikan dan didayagunakan bagi pemustaka untuk memenuhi
kebutuhan informasi untuk pembelajaran. Koleksi perpustakaan merupakan unsur
utama dalam penyelenggaraan kegiatan jasa di perpustakaan. Keberadaan koleksi
di perpustakaan harus dibina, dirawat, diatur secara tepat sehingga memudahkan pemustaka dalam mencari koleksinya. Isi koleksi harus disesuaikan dengan tujuan layanan.
Jumlah koleksi harus selalu dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, informasi dalam koleksi tidak akan selalu ketinggalan
zaman dan dapat dimanfaatkan oleh pemustaka semaksimal mungkin.
c. Tenaga Perpustakaan Sekolah
Adalah tenaga kependidikan
yang diberi tugas teknis serta tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh
untuk melakukan kegiatan kepustakawanan di sekolah. Tenaga perpustakaan sekolah
minimal memiliki pendidikan menengah serta memperoleh pelatihan kepustakawanan
dari lembaga pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi.
Tenaga
perpustakaan sekolah yang ditugaskan di
bagian jasa perpustakaan diutamakan seseorang yang cekatan, terampil, ramah,
berwawasan luas, rajin, cepat tanggap, dan siap membantu pemustaka dalam
menemukan informasi yang dibutuhkan.
d.
Pemustaka
Pemustaka merupakan unsur pendukung dan penentu
dalam kegiatan jasa perpustakaan. Pemustaka
perpustakaan sekolah adalah pendidik,
tenaga kependidikan, peserta didik, dan komunitas sekolah. Fungsi jasa perpustakaan ialah mempertemukan pemustaka dengan koleksi yang mereka inginkan. pustakawan harus mau berupaya menemukan koleksi
yang dikehendaki oleh pemustaka.
4. Jenis
Jasa
Berbagai jenis jasa
perpustakaan yang dapat dilakukan yaitu
jasa sirkulasi, jasa referensi, jasa penelusuran informasi, jasa membaca di
perpustakaan, story telling (layanan
bercerita), jasa pemutaran film dan video,
jasa waktu perpustakaan, dan jasa bimbingan penggunaan
perpustakaan.
Kegiatan pendayagunaan koleksi materi perpustakaan kepada
pemustaka di sekolah terdiri atas jasa sirkulasi, jasa referensi, jasa penelusuran
informasi, jasa bimbingan penggunaan perpustakaan.
a. Jasa sirkulasi
Jasa
sirkulasi adalah jasa perpustakaan
untuk meminjamkan materi perpustakaan bagi pemustaka sesuai ketentuan yang
berlaku. Kegiatan sirkulasi dapat dilaksanakan sesudah buku-buku selesai
diproses lengkap dengan labelnya seperti, kartu
buku, kartu tanggal kembali, kantong kartu buku, dan call number pada punggung buku.
b. Jasa referensi
Jasa referensi adalah jasa perpustakaan dalam menjawab
pertanyaan, menelusur dan menyediakan materi perpustakaan dan informasi sesuai
dengan permintaan pemustaka dengan mendayagunakan koleksi referensi.
c. Jasa membaca di perpustakaan
Jasa membaca di perpustakaan adalah Jasa kepada pemustaka yang belum menjadi anggota perpustakaan atau pemustaka yang
tidak berminat meminjam koleksi untuk dibawa pulang. Untuk kepentingan Jasa ini, perpustakaan menyediakan ruangan khusus untuk
membaca/belajar yang dilengkapi dengan meja dan kursi baca.
d. Story Telling
(Layanan bercerita)
Story
telling merupakan sebuah seni
bercerita yang dapat digunakan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai pada
anak yang dilakukan tanpa perlu menggurui sang anak. Story telling merupakan suatu proses
kreatif anak-anak yang dalam perkembangannya, senantiasa mengaktifkan bukan
hanya aspek intelektual tetapi juga aspek kepekaan, kehalusan budi, emosi,
seni, daya berfantasi, dan imajinasi anak yang tidak hanya mengutamakan
kemampuan otak kiri tetapi juga otak kanan.
Manfaat
layanan storytelling:
1) Meningkatkan minat baca anak;
2) Membantu anak dalam memahami bacaan bagi mereka yang
kemampuan membacanya kurang;
3) Memperkaya perbendaharaan kata;
4) Mempromosikan penggunaan dan pemanfaatan perpustakaan
bagi anak-anak.
Langkah-langkah
yang dapat dilakukan agar story telling
dapat dilaksanakan dengan baik:
1) Memilih bahan cerita. Bahan cerita diambil dari
koleksi yang dimiliki perpustakaan dan
dipilih sesuai dengan usia pemustaka;
2) Menguasai cerita dengan baik. Cerita dapat dikuasai
dengan cara membaca berkali-kali dan menghayati cerita yang akan dibawakan;
3) Menceritakan kembali dengan penuh penghayatan;
4) Menggunakan peralatan atau alat peraga yang mendukung;
5) Berusaha untuk berinteraksi dengan pendengar;
6) Berkonsentrasi dengan pendengar;
7) Memperhatikan suara, intonasi (tekanan), raut muka
(mimik), dan gerak tubuh.
e. Jasa pemutaran film dan video
Berupa pemutaran film dan video juga slide atau
filmstrip. Film-film diputar berupa film-film cerita, film-film ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan bidang studi, umum, maupun film-film dokumenter.
Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan ruangan khusus serta penyediaan sarana
berupa film, video,VCD, DVD, slide, filmstrip, dan alat pemutarnya.
f. Waktu perpustakaan
Waktu perpustakan
adalah saat kegiatan perpustakaan yang disediakan bagi murid untuk
mengintensifkan penggunaan perpustakaan. Selain itu waktu perpustakaan
memberikan kesempatan kepada murid untuk membaca dengan tujuan belajar, untuk
memperoleh informasi, kesenangan, dan rekreasi.
Kegiatan waktu perpustakaan dapat dilakukan pada saat tertentu misalnya:
1) Secara terpadu, yaitu disatukan dalam bidang studi yang
sesuai sebagai bentuk kolaborasi antara
guru dan pustakawan sekolah;
2) Pada waktu khusus yang diatur oleh kepala sekolah bersama pustakawan
misalnya seminggu sekali atau sebulan sekali (Kegiatan kurikuler).
g. Jasa penelusuran
Pemustaka
datang ke perpustakaan tentunya untuk meminjam buku, majalah atau sekedar
membaca apa yang disediakan oleh perpustakaan. Namun demikian tidak sedikit
pemustaka sengaja datang untuk mencari
informasi tertentu yang dibutuhkannya. Dalam pemanfaatan perpustakaan,
pemustaka seringkali tidak dapat menemukan informasi yang dibutuhkannya.
Pada
umumnya penelusuran informasi di perpustakaan dilakukan kepada pemustaka yang
mengalami kesulitan dalam menemukan atau mencari informasi tertentu. Untuk
perpustakaan yang memiliki koleksi referensi yang cukup banyak dan ditangani
oleh petugas tersendiri, pada umumnya bagian referensi yang mendapat tugas
untuk melakukan penelusuran informasi. Penelusuran informasi akan sangat
bergantung pada pertanyaan atau permintaan pemustaka.
Alat bantu yang sering digunakan dalam
penelusuran informasi adalah:
1) kartu
katalog;
2) indeks
artikel;
3) abstrak/sari
karangan;
4) bibliografi;
5) penelusuran
pada pangkalan data secara terpasang (On
line data base); dan
6) penelusuran
informasi melalui internet.
h. Bimbingan Penggunaan Perpustakaan
Bimbingan penggunaan perpustakaan bertujuan untuk
memberikan pengetahuan pada pemustaka bagaimana caranya memanfaatkan
perpustakaan dengan optimal. Dengan bimbingan penggunaan perpustakaan
diharapkan pemustaka akan tertarik dan kemudian memanfaatkan perpustakaan.
5. Jam Buka Perpustakaan
Waktu
yang diberikan oleh perpustakaan sekolah untuk memberikan layanan kepada
pemustaka mininal delapan jam sehari.
B. Pelayanan Prima
Pelayanan prima adalah upaya maksimal yang mampu
diberikan oleh petugas pelayanan dari suatu jasa pelayanan untuk memenuhi
harapan dan kebutuhan pemustaka sehingga tercapai suatu kepuasan. Tujuan dasar
dari pelayanan prima adalah untuk meningkatkan keberhasilan perpustakaan.
Hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan prima adalah sebagai berikut:
a. Mampu
melakukan komunikasi dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar komunikasi;
b. Mampu
berkomunikasi secara verbal atau nonverbal;
c. Mampu
bekerja dalam pelayanan secara individu atau kelompok; dan
d. Mampu
berkomunikasi dalam konsep 3A: attitude
(sikap dalam berkomunikasi), attention
(mampu memberikan perhatian pada saat berkomunikasi), dan action (mampu melakukan tindakan dalam berkomunikasi).
Perpustakaan perlu
menyadari bahwa dirinya dipengaruhi oleh
situasi kompetitif. Model pelayanan yang
mementingkan kualitas layanan (service
quality) berusaha mengidentifikasikan kesenjangan
antara layanan yang diharapkan dan layanan yang diterima oleh pemustaka. Dalam
hal ini kualitas layanan terdiri atas:
a. Kualitas fungsional (functional
quality) artinya perpustakaan dengan fungsinya
sebagai sumber informasi perlu melengkapi koleksinya secara terus-menerus dan
terbaru.
b. Kualitas teknis (technical quality)
artinya perpustakaan perlu memiliki sumber daya dengan kualifikasi teknis yang
baik, mengaplikasikan akses ke teknologi informasi yang relevan, menunjukkan
sikap melayani, dan
terampil dalam melakukan pelayanan
berkualitas.
1. Prinsip pelayanan prima
Pedoman dalam mewujudkan
pelayanan prima di masyarakat oleh instansi perpustakaan pusat
dan daerah adalah SK Menpan nomor 81 tahun 1993 tentang Pedoman Pelaksanan
Pelayanan Umum. Dalam pedoman tersebut dijelaskan bahwa Pelayanan Umum harus
diatur dalam suatu tata laksana yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Kesederhanaan, artinya prosedur/tata
cara pelayanan harus dilakukan
secara mudah, lancar, cepat, dan tidak
berbelit-belit.
b. Kejelasan dan kepastian mengenai:
1) prosedur/tata cara pelayanan pembaca mulai
dari prosedur keanggotaan, peminjaman, penelusuran, dan pelayanan informasi;
2) unit kerja/pejabat yang berwenang dan
bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan;
3) hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima
pelayanan, bukti penerimaan, dan kelengkapan lainnya.
c. Keamanan
Proses dan hasil
pelayanan penelusuran informasi harus
dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta memberikan kepastian
hukum karena sumbernya dapat dipertanggungjawabkan.
C.
Jasa Informasi dan
Referensi
1.
Jasa
Informasi
Jasa informasi ditujukan untuk memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan pemustaka yang membutuhkan keterangan dan memberikan petunjuk
tentang bahan-bahan tertentu yang tidak mungkin dapat dilayani oleh bagian
sirkulasi. Misalnya, membantu
murid-murid mecari bahan pelajaran, membantu murid-murid mengerjakan
tugas-tugas sekolah, membantu murid-murid menemukan informasi-informasi
tertentu, membantu guru-guru mencari sumber-sumber pelajaran, dan sebagainya.
Jasa informasi ini akan dapat terselenggara dengan baik bila ditunjang oleh dua faktor, yaitu faktor
kelengkapan koleksi dan faktor kemampuan tenaga perpustakaan sekolah.
a. Kelengkapan Koleksi
Kelengkapan koleksi yang tersedia di perpustakaan sekolah
sangat mempengaruhi jasa informasi. Bagaimana akan dapat menunjukkan bahan-bahan tertentu sementara
buku yang tersedia belum memadai? Oleh sebab itu, pengadaan bahan perpustakaan
harus diusahakan secara terus menerus. Apabila perpustakaan sekolah belum mampu
membeli buku-buku, usahakanlah untuk menambah koleksi dengan cara lain seperti
tukar menukar atau meminjam dari perpustakaan sekolah lainnya.
Dalam rangka memberikan jasa informasi ini,
koleksi referensi tidak diizinkan untuk dibawa pulang dan hanya untuk
dibaca di ruang baca atau ruang referensi. Koleksi referensi antara lain kamus,
ensiklopedi, buku pegangan (handbook),
buku tahunan (yearbook), almanak,
laporan penelitian ilmiah, laporan pertemuan ilmiah, bibliografi, katalog
induk, buku petunjuk, direktori, dan biografi. Selain koleksi referensi, buku-buku yang jumlahnya hanya satu eksemplar dan
koleksi khusus seperti majalah, surat kabar, buletin, film, slide, peta, dan
globe juga tidak diizinkan dibawa pulang tetapi hanya untuk dibaca di ruang
baca atau ruang referensi.
b. Kemampuan Tenaga Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah yang sudah maju, khususnya di
sekolah menengah, mempunyai tenaga yang cukup banyak, sehingga ada petugas yang
menjabat sebagai kepala perpustakaan sekolah. Ada tenaga yang bertugas di
bagian sirkulasi, dan ada pula yang bertugas di bagian referensi. Perpustakaan
sekolah yang masih pada tahap perintisan petugasnya sedikit atau mungkin hanya
satu orang. Oleh karena itu, kepala perpustakaan juga mengerjakan tugas di
bagian sirkulasi dan bagian referensi. Petugas referensi, baik itu dirangkap
oleh kepala sekolah atau pun petugas khusus referensi harus mempunyai
pengetahuan yang luas dan mengetahui isi dan ciri khas setiap bahan referensi
seperti kamus, ensiklopedi, dan almanak.
2.
Jasa Referensi
a. Pengertian
Kata referens berasal dari bahasa Inggris reference dan merupakan kata kerja to refer yang artinya menunjuk kepada. Jasa
referensi memberikan penjelasan, jawaban, maupun informasi tentang sesuatu
dengan cara menunjukkan sumber-sumbernya. Mungkin masalah itu berupa subjek,
nama orang, arti kata, data angka, dan sebagainya. Oleh karena itu koleksi
sumber ini tidak harus dipelajari secara keseluruhan karena memang dipersiapkan
untuk menjawab persolan. Untuk itu perlu dijelaskan penggunaan katalog manual
maupun computer, penggunaan sumber-sumber rujukan sampai pada orientasi
perpustakaan.
b. Jenis
Pertanyaan Referensi
Dalam
jasa referensi seringkali petugas dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan dari
pemustaka. Pertanyaan sangat bervariasi mulai dari pertanyaan sederhana sampai
pada pertanyaan yang kompleks. Berikut ini matriks kelompok pertanyaan untuk memudahkan petugas referens memetakan
pertanyaan dari pemustaka, dan sumber informasi yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan.
Matriks
Kelompok Pertanyaan dan Tipe Pertanyaan di Bagian
Referensi
dan Sumber Informasi yang Digunakan
Kelompok Pertanyaan
|
Tipe Pertanyaan
Yang Diajukan
|
Sumber Informasi
|
1
|
2
|
3
|
Bahasa
|
Definisi, ejaan, lafal, ucapan, singkatan, penggunaan
istilah, istilah asing, sinomin, antonim, homonim, isyarat, simbol, dialek
|
Kamus
|
Latar
belakang
|
Informasi umum, pendidikan mandiri, kejadian, informasi
tentang sesuatu
|
Ensiklopedia, handbook,
brosur, pamflet,
buku pengangan
|
Orang
|
Tokoh masyarakat, spesialis, profesional, pengarang,
tokoh yang kurang dikenal masyarakat
|
Sumber biografi, direktori, ensiklopedia, kamus
biografi
|
Gejala
|
Kejadian yang tengah berlangsung, perkembangan menonjol
tahun-tahun lalu
|
Buku tahunan
|
Tempat
|
Lokasi, deskripsi, jarak, identifikasi geografi
|
Ensiklopedia, sumber direktori
|
Organisasi termasuk perhimpunan dan badan
|
Alamat, tujuan, keanggotaan, publikasi, sejarah,
struktur organisasi, nama dan susunan pengurus
|
Ensiklopedia, direktori, almanak, buku tahunan
|
Fakta
dan aktivitas
|
Peristiwa, statistik, rumus, kebiasaan, tradisi,
kepercayaan, kiasan, tamzil, peribahasa, plot, pelaku suatu kejadian, kutipan
terkenal, catatan kegiatan
|
Almanak, buku tahunan
|
Daftar dokumen
|
Buku terbaik, buku yang memperoleh penghargaan, dokumen
tentang hal tertentu, timbangan buku, lokasi sebuah dokumen, biografi umum atau
khusus
|
Buku tahunan, risalah buku, bibliografi
|
Ilustrasi
|
Diagram, gambar, foto, slide, rekaman
|
Ensiklopedia, kamus, sumber biografi, pamflet
|
D.
Jasa
Sirkulasi
Jasa
sirkulasi adalah kegiatan melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku
perpustakaan sekolah. Tugas pokok bagian sirkulasi antara lain melayani
pemustaka yang akan meminjam buku-buku perpustakaan sekolah, melayani pemustaka
yang akan mengembalikan buku-buku yang telah dipinjam dan membuat statistik
pengunjung.
1.
Administrasi Keanggotaan
Untuk
menjadi anggota perpustakaan sekolah harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
·
Merupakan komunitas sekolah/madrasah
·
Memiliki kartu anggota
·
Membayar biaya atas kartu anggota yang hilang
untuk mendapatkan kartu anggota yang baru.
·
Mengisi formulir rangkap 2 yang telah
disediakan oleh petugas. Lembar pertama diberikan kepada anggota yang berfungsi
sebagai tanda anggota sementara. Lembar kedua dipegang oleh petugas sebagai
data untuk pembuatan kartu anggota. Apabila kartu anggota telah selesai dibuat,
kartu anggota sementara (lembar pertama yang dipegang anggota) diambil oleh
petugas dan diganti dengan kartu anggota. Kartu anggota asli dibubuhi cap dan
tanda tangan petugas.
·
Menggunakan kartu pelajar atau KTP miliknya
sendiri, atau menggunakan KTP milik orang tua bagi calon anggota di bawah umur
untuk membuktikan identitasnya.
·
Pasfoto sebanyak 2 lembar
·
Setiap anggota hanya boleh meminjam 3 buah
buku (bergantung pada kondisi)
·
Lama peminjaman satu minggu (bergantung pada
kondisi) dan dapat diperpanjang kembali setelah peminjam melaporkan kepada
petugas perpustakaan. Apabila buku tersebut banyak diminati, sebaiknya setiap
anggota boleh memperpanjang waktu peminjaman, cukup untuk satu buku saja.
·
Keterlambatan pengembalian dapat dikenakan
denda per hari. Denda ini bertujuan untuk membiasakan setiap anggota bersikap
disiplin mengembalikan buku. Uang denda tersebut dimaksudkan bukan sebagai
sumber pemasukan, melainkan untuk menegakkan disiplin bagi peminjam koleksi.
Uang denda ditentukan berdasarkan pada lamanya keterlambatan pengembalian buku.
·
Buku hilang atau rusak harus diganti dengan
buku sejenis.
·
Cara pencatatan denda yaitu anggota yang terkena denda dicatat dalam
buku kuitansi rangkap dua yang telah disedikan petugas. Lembar pertama
diberikan kepada anggota dan lembar kedua disimpan oleh petugas. Selain pada
kuitansi, denda pun dicatat pada buku harian petugas. Kuitansi asli dibubuhi
cap dan tanda tangan petugas.
2.
Peminjaman Buku
Ada
dua sistem penyelenggaraan perpustakaan sekolah yang masing-masing berbeda
dalam proses peminjaman buku-buku. Kedua sistem tersebut adalah sistem terbuka
dan sistem tertutup.
a. Sistem
terbuka (open acces system)
Pada
perpustakaan sekolah yang menggunakan sistem terbuka, murid-murid diperbolehkan mencari dan
mengambil sendiri buku-buku yang dibutuhkan. Jadi, pada sistem ini murid-murid boleh masuk ke
ruang penyimpanan buku. Apabila akan meminjam buku, maka buku yang telah
ditemukan dibawa ke bagian sirkulasi untuk dicatat seperlunya.
Misalnya
ada seorang murid yang akan meminjam buku tertentu. Pertama-tama murid tersebut
melihat kartu katalog untuk mengetahui apakah buku yang dipinjamnya tersedia
atau tidak. Apabila tersedia, carilah buku tersebut di ruang penyimpanan buku
dan setelah ditemukan buku tersebut dibawa ke bagian sirkulasi untuk dicatat
seperlunya oleh petugas sirkulasi. Penyerahan buku ke bagian sirkulasi harus
menunjukkan kartu anggota atau kartu siswa. Kemudian petugas sirkulasi
mengambil kartu peminjaman di laci kartu. Pada kartu peminjaman dicatat nomor buku
yang dipinjam dan tanggal pengembaliannya. Pada slip tanggal yang ditempel pada
halaman belakang buku dicatat tanggal pengembalian, sedangkan kartu bukunya
dicabut dari kantong buku dan catatlah nomor siswa yang meminjam dan tanggal
pengembaliannya pada kartu buku tersebut.
Setelah
selesai semuanya, maka kartu anggota atau kartu siswa beserta bukunya di file di laci kartu buku, sedangkan kartu
peminjamnya di file kembali di laci
kartu peminjam.
b. Sistem
tertutup (closed acces system)
Pada perpustakaan sekolah yang menggunakan sistem
tertutup,
murid-murid tidak diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri buku-buku yang
dibutuhkan. Apabila ingin mencari buku harus melalui petugas. Jadi, pada sistem ini murid-murid tidak
diperbolehkan masuk ke ruang penyimpanan buku.
3. Pengembalian
Buku
Tata cara pengembalian buku antara sistem terbuka dan
sistem tertutup sama saja. Pertama-tama buku yang akan dikembalikan diserahkan
kepada bagian sirkulasi. Petugas meneliti tanggal pengembalian yang tertera
pada slip tanggal untuk mengetahui apakah pengembalian buku tersebut terlambat
atau tidak. Jika terlambat, peminjam harus diberi sanksi menurut peraturan yang berlaku.
Kemudian petugas mengambil kartu peminjam. Keterangan peminjaman pada kartu
tersebut dicoret atau distempel tanggal kembali. Akhirnya kartu peminjam di file lagi di tempatnya, kartu buku
dimasukkan lagi ke kantongnya, dan buku disimpan lagi di rak atau lemari
semula.
Agar jasa peminjaman dan pengembalian buku-buku berjalan dengan
lancar perlu dipersiapkan kartu anggota, kartu peminjam, dan kartu pesanan. Kartu anggota
perpustakaan sekolah diberikan kepada setiap warga sekolah yang mendaftarkan
diri sebagai anggota
perpustakaan sekolah. Kegunaannya adalah sebagai tanda pengenal pada waktu akan
masuk perpustakaan sekolah dan dapat ditunjukkan sewaktu-waktu jika akan pinjam
buku. Salah satu contoh kartu anggota perpustakaan sekolah seperti berikut:
NAMA PERPUSTAKAAN
|
||
KARTU ANGGOTA
|
||
No. :
|
||
Nama :
|
||
Alamat :
Ka. Perpustakaan
______________
NIP.
|
Gambar 1 Contoh Kartu Anggota
Selain memiliki kartu anggota, setiap anggota memiliki
kartu peminjam yang dapat dibuat dari kertas manila. Kartu ini digunakan untuk
mencatat buku-buku yang dipinjam oleh yang bersangkutan. Mengenai contoh kartu
peminjam dapat dilihat gambar berikut ini:
KARTU PEMINJAMAN
|
|||||||
No. :
|
|||||||
Nama :
|
|||||||
Kelas :
|
|||||||
Alamat :
|
|||||||
Call
No.
|
Tanggal
kemballi
|
![]() |
Call
No.
|
Tanggal
kemballi
|
Paraf
|
||
Gambar 2 Contoh Kartu Peminjaman
Pemustaka
yang ingin mendapatkan buku yang sedang dipinjam oleh pemustaka lainnya dapat
mengisi form kartu pesanan yang telah disediakan. Kartu pesanan bisa dibuat dari kertas biasa. Pada
kartu pesanan ini harus tercantum nama pemesan, kelas,
buku yang dipesan, dan nomor buku. Mengenai contoh kartu pesanan dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
NAMA PERPUSTAKAAN
|
Dipesan:
|
Judul:
|
Pengarang:
|
Call No:
|
Oleh
|
Nama:
|
Kelas:
|
Gambar 3 Kartu Pesanan
4. Peraturan
dan Tata Tertib Perpustakaan
Agar jasa sirkulasi dan jasa referensi berjalan lancar dan teratur perlu dibuatkan
peraturan berupa tata tertib sehingga dapat dijadikan pegangan baik oleh pemustaka maupun oleh tenaga perpustakaan sekolah.
Tata tertib ini sebaiknya dibuat oleh panitia khusus yang
melibatkan kepala sekolah, guru, dan tenaga perpustakaan
perpustakaan sekolah. Tata tertib
harus dibuat secara singkat, jelas, dan sederhana, sehingga mudah dimengerti
oleh semua pemustaka.
Informasi yang harus dicantumkan di dalam tata tertib meliputi:
a. Sifat dan status perpustakaan sekolah;
b. Kenggotaan perpustakaan sekolah;
c. Koleksi yang tersedia;
d. Hak anggota;
e. Sanksi dan hukuman bagi pelanggar;
f. Iuran (jika ada);
g. Sistem penyelenggaraan; dan
h. Jam buka
perpustakaan.
Pada setiap tata tertib perpustakaan sekolah dicantumkan
sanksi-sanksi tertentu bagi pemustaka yang melanggar larangan atau melakukan
sesuatu yang tidak diperbolehkan, antara lain:
a. Merokok, makan, dan minum di ruang perpustakaan;
b. Gaduh, berbicara keras, menyanyi, tertawa-tawa, bersiul,
dan bersenda gurau di dalam ruang perpustakaan;
c. Merusak koleksi dan perlengkapan perpustakaan;
d. Mencoret-coret koleksi, meja, kursi, dan perlengkapan lainnya;
e. Memindahkan letak buku sehingga tidak sesuai dengan
sistem penempatan yang berlaku;
f. Membawa keluar buku dari perpustakaan tanpa diproses
secara administratif;
g. Membuang sampah di sembarang tempat; dan
h. Terlambat mengembalikan buku yang dipinjam.
Pemustaka yang melanggar larangan-larangan tersebut di
atas diberi sanksi atau hukuman tertentu yang bersifat mendidik, misalnya:
a. pemustaka yang sengaja atau tidak sengaja terlambat
mengembalikan buku yang dipinjam dikenakan denda Rp 500,- /buku/hari;
b. pemustaka yang merusak koleksi harus memperbaiki kembali;
c. pemustaka yang menghilangkan koleksi harus menggantinya
dengan judul yang sama atau hampir sama atau dengan subjek yang sama; dan
d. pemustaka yang membawa keluar perpustakaan buku-buku
tertentu tanpa melalui prosedur peminjaman yang berlaku harus dicabut haknya
sebagai anggota perpustakaan dalam waktu tertentu.
Sanksi-sanksi tersebut harus benar-benar diterapkan tanpa
memandang siapa pelanggarnya, apakah yang bersangkutan itu anak guru, kepala
sekolah, atau bukan.
Berikut ini adalah sebuat contoh tata
tertib perpustakaan sekolah.
TATA
TERTIB PERPUSTAKAAN
SEKOLAH
NEGERI 216 JAKARTA
A. Jam Buka Layanan
Senin – Jum’at ,
07.00 – 14.30
B.
Keanggotaan
Keanggotaan meliputi :
·
Siswa
·
Pengajar
·
Tata usaha
Syarat Keanggotaan:
·
Menyerahakan foto 2×3 sebanyak 2
lembar
·
Tidak dikenakan biaya administrasi
·
Masa berlaku kartu anggota selama 1
tahun dan dapat diperpanjang secara otomatis.
·
Kartu anggota tidak boleh
dipinjamkan pada orang lain
C.
Fasilitas
·
Ruang baca dan ruang koleksi
referensi
·
Area hotspot/Wi-Fi
D.
Sistem layanan
Sistem layanan terbuka
E.
Jenis Jasa
Perpustakaan
·
Jasa Keanggotaan
·
Jasa Sirkulasi (peminjaman dan
pengembalian buku)
·
Jasa referensi;
·
Jasa penelusuran informasi; dan
·
Jasa bimbingan penggunaan
perpustakaan.
F.
Peminjaman
·
Jumlah peminjaman maksimal 3 buku
·
Lama peminjaman 1 minggu (6 hari)
dan dapat diperpanjang selama 1 minggu (6 hari).
G.
Sanksi
·
Anggota yang sengaja atau tidak sengaja terlambat mengembalikan buku yang dipinjam
dikenakan denda Rp 500,- /buku/hari.
·
Anggota yang merusak koleksi harus memperbaiki kembali
·
Anggota yang menghilangkan koleksi harus menggantinya dengan judul yang sama atau
hampir sama atau dengan subyek yang sama.
H.
Tata Tertib
Umum
·
Pengunjung harap mengisi buku tamu
·
Pengunjung
dilarang:
v Makan dan minum di ruang perpustakaan;
v gaduh, berbicara keras, menyanyi, tertawa-tawa, bersiul, dan bersenda gurau
di dalam ruang perpustakaan;
v merusak koleksi dan perlengkapan perpustakaan;
v mencoret
koleksi, meja, kursi, dan perlengkapan lainnya;
v memindahkan letak buku sehingga tidak sesuai dengan sistem penempatan yang
berlaku;
v membawa keluar buku dari perpustakaan tanpa diproses secara administratif; dan
v
membuang sampah di sembarang tempat.
5. Perlengkapan
yang diperlukan untuk melakukan jasa sirkulasi:
a. Alat
tulis kantor
b. Komputer/mesin
ketik dan kelengkapannya
c. Borang/
formulir peminjaman koleksi perpustakaan
d.
Borang/
formulir penyusunan statistik sirkulasi
6.
Statistik
pengunjung/peminjaman
Tugas yang ketiga
bagian sirkulasi adalah membuat statistik pengunjung dan peminjaman untuk
mengetahui seberapa jauh pelayanan perpustakaan sekolah
telah dilaksanakan, misalnya berapa jumlah pengunjung pada setiap harinya, setiap bulannya, atau
setiap tahunnya; berapa jumlah buku yang dipinjam; buku-buku golongan apa saja yang dipinjam oleh
murid-murid, dan sebagainya.
Statistik pengunjung dan peminjam harus dibuat dengan
sebaik-baiknya, sebab hasilnya selain dapat dijadikan dasar pembuatan laporan,
juga dapat dijadikan sebagai dasar dalam membuat perencanaan pengadaan
buku-buku.
Contoh statistik bulanan:
STATISTIK BULANAN
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
BULAN:
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
TAHUN:
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
GOLONGAN BUKU
|
TANGGAL
|
JUMLAH
|
|||||||||||||||||||||||||||||
YANG DIPINJAM
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
28
|
29
|
30
|
31
|
||||||||||||||||||||||
000
|
Karya Umum
|
||||||||||||||||||||||||||||||
100
|
Filsafat
|
||||||||||||||||||||||||||||||
200
|
Agama
|
||||||||||||||||||||||||||||||
300
|
Ilmu Sosial
|
||||||||||||||||||||||||||||||
400
|
Bahasa
|
||||||||||||||||||||||||||||||
500
|
Ilmu Murni
|
||||||||||||||||||||||||||||||
600
|
Ilmu Terapan
|
||||||||||||||||||||||||||||||
700
|
Kesenian,
Olah Raga
|
||||||||||||||||||||||||||||||
800
|
Kesusastraan
|
||||||||||||||||||||||||||||||
900
|
Geografi dan
Sejarah
|
||||||||||||||||||||||||||||||
Jumlah
|
Peminjaman
|
||||||||||||||||||||||||||||||
Jumlah
|
Pengunjung
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
Gambar
4 Contoh Model Statistik Bulanan
Contoh statistik tahunan
STATISTIK TAHUNAN
|
|||||||||||||||||
TAHUN:
|
|||||||||||||||||
GOLONGAN BUKU
|
BULAN
|
JUMLAH
|
|||||||||||||||
YANG DIPINJAM
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
|||||
Karya Umum
|
|||||||||||||||||
Filsafat
|
|||||||||||||||||
Agama
|
|||||||||||||||||
Ilmu Sosial
|
|||||||||||||||||
Bahasa
|
|||||||||||||||||
Ilmu Murni
|
|||||||||||||||||
Ilmu Terapan
|
|||||||||||||||||
Kesenian, Olah Raga
|
|||||||||||||||||
Kesusastraan
|
|||||||||||||||||
Geografi dan Sejarah
|
|||||||||||||||||
Gambar 5 Contoh Model Statistik
Tahunan
Untuk mengetahui jumlah peminjaman pada setiap harinya
dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan cara menghitung jumlah kartu
buku yang dikelompok menurut nomor golongannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
buku yang akan dipinjam kartu bukunya harus diambil dari kantongnya dan difile di laci kartu buku. Sebelum
perpustakaan sekolah ditutup kartu buku tersebut dihitung sehingga jumlahnya
dapat diketahui. Jumlah kartu buku menunjukkan jumlah peminjaman pada hari
tersebut. Kedua, dengan cara menggunakan lembar peminjaman tersendiri yang
dapat dibuat dari kertas tipis. Setiap buku yang dipinjam ditulis pada lembar peminjaman, dan sebelum perpustakaan .
Hasil perhitungan statistik seperti dijelaskan di atas
dapat ditunjukkan kepada siapa saja dengan cara dibuatkan grafik peminjaman dan
grafik pemustaka. Penyajian dengan grafik ini akan mudah dimengerti
orang. Untuk keperluan ini, grafik bisa dibuat dari kertas manila putih dengan
menggunakan alat tulis berupa spidol atau dibuat dengan chart. Setelah dibuat,
grafik tersebut ditempelkan di tembok yang sekiranya mudah dilihat
orang. Sebagai contoh pembuatan grafik pemustaka misalnya Perpustakaan Sekolah SMP Negeri 126 Jakarta pemustakanya mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juli 2011
berturut-turut 490 orang, 600 orang, 550 orang, 700 orang,720 orang, dan 650
orang. Maka hasil grafiknya sebagai berikut:

Gambar 6
Statistik Pemustaka
7.
Jasa Sirkulasi Berbasis Teknologi Informasi
Penerapan
teknologi informasi dalam bidang jasa sirkulasi dapat meliputi banyak hal
diantaranya adalah jasa peminjaman dan pengembalian, statistik pemanfaatan
perpustakaan, administrasi keanggotaan, dan lain-lain. Selain itu dapat juga
dilakukan silang layan antar perpustakaan yang lebih mudah dilakukan apabila
teknologi informasi sudah menjadi bagian dari jasa sirkulasi ini. Teknologi
saat ini sudah memungkinkan adanya self-services
dalam jasa sirkulasi melalui fasilitas barcoding
dan RFID (Radio Frequency Identification).
Penerapan teknologi komunikasipun sudah mulai digunakan seperti penggunaan SMS,
faksimili dan internet.
E.
Sumber
Referensi
1.
Pengertian
Buku referensi memberikan keterangan tentang topik perkataan, tempat,
peristiwa, data statistik, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang
terkenal, dan lain sebagainya. Di
perpustakaan biasanya buku-buku referensi dikumpulkan tersendiri dan disebut “Koleksi Referensi ”,sedangkan ruang penyimpanannya disebut “Ruang Referensi”. Buku-buku referensi yang karena sifatnya sebagai buku petunjuk, harus selalu
tersedia di perpustakaan sehingga dapat dipakai oleh setiap orang pada setiap
saat. Buku-buku referensi tidak
boleh dipinjam atau dibawa pulang. Pemustaka yang memerlukan harus datang dan
membaca di perpustakaan. Pada umumnya orang belum mengenal buku referensi baik arti maupun gunanya. Tenaga perpustakaan
sekolah perlu memperkenalkan
buku referensi dan kegunaannya
kepada pemustaka.
Buku referensi disebut juga buku rujukan atau buku acuan. Disebut buku
rujukan karena buku itu didesain untuk dijadikan sumber pengetahuan atau diacu
dari masa ke masa. Lazimnya buku referensi tidak didesain untuk dibaca terus menerus seperti halnya
dengan buku cerita atau buku pelajaran.
Buku referensi dirancang dengan susunan serta penyajian untuk keperluan
khusus. Dengan demikian, buku referensi memiliki ciri sebagai berikut:
a. Buku referensi ditujukan untuk keperluan konsultasi. Lazimnya hanya
bagian tertentu saja yang digunakan untuk suatu kepentingan. Sudah tentu buku
acuan semacam kamus, ensiklopedi, buku tahunan, serta sejenisnya menyajikan
informasi secara langsung. Namun buku referensi lain seperti biografi, indeks, dan abstrak tidak
menyajikan informasi melainkan merujuk ke sumber lain yang memiliki informasi
yang dibutuhkan pemustaka.
b. Buku
referensi tidak dimaksudkan untuk dibaca seperti buku biasa. Novel
ditulis supaya dibaca sampai lengkap. Tidak demikian halnya dengan buku
referensi. Sebagai contoh, orang akan membaca buku kamus atau
ensiklopedi atau direktori hanya pada halaman yang ia perlukan.
c. Buku
referensi seringkali terdiri dari entri yang terpotong-potong.
Masing-masing entri tidak sama panjangnya. Sebagai contoh, sebuah entri dalam
ensiklopedia mungkin berkaitan dengan entri lain. Entri tentang Taman
Mini Indonesia Indah tidak sama panjangnya dengan entri sejarah Indonesia.
Mungkin saja entri menjadi satu karena pengabjadan, misalnya entri Indonesia
diikuti dengan entri Italia. Namun kedua entri tidak ada kaitannya. Dengan kata
lain buku referensi biasanya ditandai dengan pemaparan yang tidak
berkesinambungan.
d. Di
perpustakaan, buku referensi biasanya tidak dipinjamkan karena buku tersebut diperlukan setiap waktu
untuk orang yang memerlukan informasi
khusus.
Tenaga perpustakaan sekolah tidak dapat
menduga bilamana sebuah buku referensi diperlukan oleh penggunaannya. Peminjaman buku referensi terbatas pada ruang
referensi saja. Bila perpustakaan memiliki kopi ganda atau kopi yang sudah
usang maka kopi tersebut lazimnya dipinjamkan. Buku tahunan yang sudah usang dapat
ditemukan di rak peminjaman sementara buku tahunan mutakhir berada
di ruang referensi.
e. Informasi
disusun untuk mempermudah penelurusan secara cepat dan menyeluruh. Susunan ini
dapat menurut abjad, judul, subyek, atau kronologis disertai indeks untuk
keperluan temu balik.
2.
Bentuk Penyajian Informasi
Informasi
yang disusun dalam buku referensi lazimnya menggunakan pola tertentu dengan
tujuan memudahkan penggunaannya. Berikut ini uraian penyajian informasi buku
referensi. Judul sampul buku referens seringkali menyesatkan sehingga sukar
dijadikan patokan. Sebaliknya, “halaman judul” buku referensi mampu memberikan
keterangan vital mengenai buku referensi.
Selanjutnya, daftar
isi menunjukkan subjek
yang dimuat disertai dengan urutan penyajiannya. Lazimnya buku referensi
menyertai indeks yang memuat daftar istilah atau nama geografis disertai acuan
halaman atau jilid yang memuat informasi tersebut. Sebagian besar buku
referensi menggunakan indeks menurut abjad. Sebaiknya penggunaan indeks harus
digabungkan dengan pemeriksaan daftar isi. Istilah yang digunakan dalam indeks
seringkali mencakup berbagai istilah sinonim.
Penyajian
secara umum buku referensi disusun secara alfabetis per item masalah atau
persoalan. Dalam kamus, entri disusun per kata baru diikuti padanan kata atau
makna kata. Pada ensiklopedia pada umumnya juga disusun secara alfabetis per
topik. Penyusunan ini dimaksudkan
untuk memudahkan penggunaan koleksi referensi, karena buku referensi memang
tidak perlu dibaca secara menyeluruh. Pemustaka biasanya hanya mencari
informasi per item atau per topik.
3.
Jenis Buku Referensi
Jumlah
serta jangkauan buku referensi sangatlah luas. Seorang tenaga perpustakaan memerlukan belajar dan pengalaman
bertahun-tahun sebelum mampu menguasainya. Kemampuan tersebut akan menimbulkan
sebutan baru sebagai pustakawan referensi. Sungguh pun demikian, tenaga
perpustakaan maupun pemustaka perlu memiliki pengetahuan umum mengenai buku
referensi beserta cakupannya. Buku referensi dapat dibagi berdasarkan jenis,
format, maupun kriteria lainnya.
a.
Kamus
Kamus
berisi kata atau istilah yang digunakan dalam suatu subjek atau profesi yang disusun menurut tata susunan tertentu
biasanya menurut abjad yang disertai dengan makna, ejaan, ucapan, pemakaian,
dan sejenisnya. Jadi, kamus berkaitan dengan kata. Ini berbeda dengan
ensiklopedia yang memberikan informasi mengenai suatu masalah yang diungkapkan
dalam kata.
Perbedaan utama adalah kamus memberi
definisi kata sedangkan ensiklopedia memberikan informasi umum mengenai sebuah
topik. Hal ini perlu dipahami walaupun garis pemisah antara kamus dan
ensiklopedia seringkali kabur. Sebagai contoh banyak buku berjudul Encyclopedic Dictionary
memberi definisi sebuah kata namun
uraiannya mengarah ke uraian ensiklopedia. Kamus dapat dibagi menjadi:
1) Kamus
bahasa
a) Ekabahasa artinya kamus yang memuat kata-kata dari suatu
bahasa dan diberi definisi bahasa itu sendiri. Kamus bahasa Indonesia dengan
definisi bahasa Indonesia. Kamus bahasa Inggris dengan definisi bahasa Inggris.
Contoh :
· Kamus
Besar Bahasa Indonesia
·
Kamus
Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary
b) Dwibahasa
artinya kamus yang memuat kata-kata dari suatu bahasa dan diberi definisi dalam bahasa lain. Kamus bahasa Inggris dengan definisi bahasa Indonesia.
Kamus bahasa Jerman dengan definisi bahasa Inggris.
Contoh :
· Kamus
Inggris-Indonesia
oleh Hassan Shadily dan John M. Echols.
c) Multibahasa artinya kamus yang memuat
kata-kata dari suatu bahasa dan diberi
definisi lebih dari dua bahasa. Lazimnya hanya memberikan padanannya
saja dan tidak memberikan sinonim maupun antonim. Contoh:
· Kamus Inggris-Indonesia-Arab.
2) Kamus khusus
Kamus
yang hanya mendaftar istilah yang lazim digunakan dalam sebuah bidang
pengetahuan, atau disebut juga
kamus bidang ilmu. Kamus semacam ini menyajikan informasi
mengenai definisi istilah yang
digunakan di bidang khusus. Contoh:
·
Kamus Fisika, Kamus Biologi, Kamus Komputer, Kamus Perpustakaan.
b.
Ensiklopedia
Ensiklopedia adalah buku atau serangkaian buku yang menghimpun
keterangan atau uraian tentang berbagai hal di bidang seni dan ilmu
pengetahuan, yang disusun menurut abjad atau menurut lingkungan ilmu.
Kata "ensiklopedia" diambil dari bahasa Yunani; enkyklios paideia (ἐγκύκλιος
παιδεία) yang berarti sebuah lingkaran atau pengajaran yang lengkap. Maksudnya
ensiklopedia itu sebuah pendidikan paripurna yang mencakup semua lingkaran ilmu
pengetahuan. Seringkali ensiklopedia dicampurbaurkan dengan kamus dan
ensiklopedia-ensiklopedia awal memang berkembang dari kamus. Perbedaan utama
antara kamus dan ensiklopedia ialah bahwa sebuah kamus hanya memberikan
definisi setiap entri atau lemma dilihat dari sudut pandang linguistik atau
hanya memberikan kata-kata sinonim saja, sedangkan sebuah ensiklopedia
memberikan penjelasan secara lebih mendalam dari yang kita cari. Sebuah
ensiklopedia mencoba menjelaskan setiap artikel sebagai sebuah fenomena. Atau
lebih singkat: kamus adalah daftar kata-kata yang dijelaskan dengan kata-kata
lainnya sedangkan sebuah ensiklopedia adalah sebuah daftar hal-hal yang kadang
kala dilengkapi dengan gambar untuk lebih menjelaskan.
c. Buku
Tahunan
Buku tahunan merupakan terbitan tahunan yang
berisi informasi mutakhir dalam bentuk deskriptif dan atau data statistik yang kadang-kadang terbatas pada
sebuah subjek
saja. Buku tahunan bertujuan meliput kegiatan yang telah berlangsung dalam
periode tertentu, biasanya dari tahun lampau. Misalnya buku tahunan 2011
mencakup kegiatan tahun 2010.
d. Almanak
Almanak hampir sama dengan buku tahunan
tetapi memiliki perbedaan tertentu. Pengertian almanak mencakup dua:
1) Terbitan
tahunan berisi kalender atau penanggalan, kadang-kadang disertai dengan data
astronomi dan informasi lain;
2) Buku
tahunan berisi statistik dan informasi lain kadang-kadang terbatas pada sebuah
bidang saja.
d. Sumber
Geografis
Sumber referens ini merupakan sumber yang
dirancang khusus untuk informasi geografis. Termasuk dalam sumber geografis
ialah gazetir, buku perjalanan, atlas, peta, dan globe (bola dunia). Gazetir
merupakan kamus geografi mengenai tempat-tempat disusun menurut abjad.
e. Direktori
Direktori adalah daftar tokoh atau organisasi
atau lembaga yang disusun secara sistematik. Biasanya
isi buku itu disusun menurut abjad atau susunan
kelas/subjek
dan memberikan data mengenai nama, alamat, afiliasi, kegiatan, dan sebagainya
f. Sumber
Statistik
Banyak terbitan luar negeri mengenai
statistik, namun yang menyangkut Indonesia masih terbatas. Selama ini terbitan
statistik Indonesia didominasi
terbitan Biro Pusat Statistik. Oleh karena
itu, perpustakaan sebaiknya mengoleksi terbitan
Biro Pusat Statistik mengingat langkanya terbitan lain mengenai statistik
Indonesia.
g. Buku
Panduan (Handbook) dan Pedoman (Manual)
Buku panduan merupakan kumpulan berbagai
jenis informasi yang disusun secara padat dan siap pakai khusus dalam sebuah
bidang. Buku panduan lazimnya digunakan sebagai sarana memeriksa atau menguji
data untuk membantu pemustaka dalam tugasnya. Kadang-kadang buku panduan
dirancukan dengan ensiklopedia khusus. Penekanan ensiklopedia khusus pada
informasi latar belakang agar pembaca dapat merumuskan sebuah tugas dan
uraiannya lebih panjang dari buku panduan. Buku panduan dapat dibagi menjadi
buku panduan umum dan khusus.
h. Bibliografi
Bibliografi
merupakan daftar tersusun rapi yang memuat sumber primer atau sumber lain
mengenai subjek
atau tokoh tertentu. Bibliografi biasanya disusun menurut abjad pengarang atau
kronologis atau per topik; cakupannya banyak komprehensif atau selektif.
Kadang-kadang bibliografi disertai dengan anotasi, disebut bibliografi
beranotasi. Bibliografi diterbitkan sebagai bagian sebuah karya atau terbit
secara terpisah. Tujuan menyusun
atau menerbitkan bibliografi ialah membantu pemustaka
mengetahui eksistensi sebuah dokumen atau mengidentifikasi sebuah dokumen atau
bahan perpustakaan lain sesuai dengan keperluan.
F.
Bimbingan
Penggunaan Perpustakaan Bagi Komunitas Sekolah/Madrasah
1.
Pengertian
Bimbingan Penggunaan Perpustakaan
Bimbingan
penggunaan perpustakaan merupakan salah
satu bentuk jasa perpustakaan yang sering dilakukan oleh berbagai jenis
perpustakaan. Tujuan jasa ini adalah untuk membantu pemustaka agar dapat
memanfaatkan semua bentuk sarana layanan perpustakaan dengan mudah. Pada
umumnya bimbingan penggunaan perpustakaan diberikan terhadap anggota baru. Di
lingkungan sekolah bimbingan penggunaan perpustakaan diberikan kepada siswa
baru. Bimbingan penggunaan perpustakaan tidak dilakukan terhadap perorangan,
tetapi dilakukan secara berkelompok. Hal ini dimaksudkan untuk menghemat waktu
tenaga dan dana.
2. Manfaat
Bimbingan Penggunaan Perpustakaan
a. Manfaat
jangka pendek:
1) Dapat
menggunakan perpustakaan secara efektif
2) Dapat
menggunakan perpustakaan untuk menunjang keperluan studi;
3) Dapat
menemukan kembali informasi (mencakup penelusuran literature untuk keperluan
studi dan penelitian)
4) Dapat
mengorganisasi informasi yang telah diperoleh dalam bentuk tulisan/makalah
b.
Manfaat
jangka panjang
1) Dasar
pendidikan seumur hidup (belajar mandiri)
2) Dapat
menggunakan perpustakaan di manapun
3) Dapat
menelusur literatur untuk keperluan pendidikan yang lebih tinggi
3. Materi
Bimbingan Penggunaan Perpustakaan
Materi bimbingan penggunaan
perpustakaan adalah sebagai berikut:
a. Pengenalan denah perpustakaan
Pengenalan denah perpustakaan dimaksudkan untuk
memberikan gambaran kepada anggota perpustakaan tentang ruangan-ruangan yang
ada di perpustakaan sampai pada penggunaan ruangan tersebut. Gambaran ini
sangat penting bagi anggota perpustakaan sebagai calon pemustaka. Gambaran
denah perlu dijelaskan secara lengkap mulai dari tempat penitipan tas, bagian
jasa peminjaman, bagian katalog, bagian ruang baca, dan bagian referensi.
b. Peraturan perpustakaan
Peraturan perpustakaan harus diketahui oleh semua anggota.
Peraturan perpustakaan biasanya berisi peraturan umum, hak dan kewajiban
anggota perpustakaan, serta sanksi bagi anggota yang melanggar peraturan
tersebut. Peraturan umum biasanya terdiri atas syarat menjadi anggota, waktu
layanan perpustakaan. Hak anggota meliputi hak untuk mendapat penjelasan, hak
untuk memanfaatkan sarana layanan perpustakaan, hak meminjam koleksi, hak batasan
jumlah pinjaman, dan hak membaca di tempat. Kewajiban yang harus dipenuhi
anggota perpustakaan, misalnya menjaga ketenangan, mengembalikan buku tepat
waktunya, tidak merusak, tidak mengotori, tidak mencoret buku, dan mentaati
semua peraturan yang berlaku di lingkungan perpustakaan. Sanksi diberikan
kepada anggota yang melanggar tata tertib atau peraturan perpustakaan.
c. Alat penelusuran koleksi
Alat
penelusuran koleksi yang dimiliki perpustakaan perlu diperkenalkan. Biasanya
yang harus diperkenalkan adalah kartu katalog, karena alat penelusuran ini
merupakan wakil koleksi riil yang ada di perpustakaan. Pengenalan sampai pada
cara-cara penggunaan katalog sebagai alat penelusuran koleksi yang dimiliki perpustakaan.
d. Pengenalan bagian-bagian layanan
perpustakaan
e. Pengenalan terhadap penempatan koleksi
f. Pengenalan ruang baca
Materi berdasarkan tingkat pendidikan kelompok pemustaka
a. Sekolah Dasar (SD)
Kepada murid-murid sekolah dasar perlu ditanamkan cinta
buku dan perpustakaan dengan pemberian materi tentang:
1) Cara membawa buku dan majalah yang baik;
2) Cara membaca yang baik, misalnya jarak buku dan mata,
arah sinar, dan tidak membaca dengan tiduran;
3) Pengenalan cara meminjam buku di perpustakaan;
4) Cara penggunaan kartu katalog; dan
5) Cara menggunakan kamus bahasa asing.
b. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
Kepada murid sekolah lanjutan
pertama diberi materi:
1) Penggunaan dan fungsi katalog;
2) Fungsi perpustakaan sebagai pusat informasi, pendidikan,
dan rekreasi;
3) Pengenalan koleksi referensi;
4) Cara meringkas buku fiksi dan nonfiksi;
5) Pengenalan cara membaca cepat;
6) Pemanfaatan terbitan berkala, majalah, jurnal, surat
kabar, dan lain-lainnya untuk menambah wawasan keilmuan.
c. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
Para siswa lanjutan
tingkat atas perlu diberi materi perpustakaan yang mencakup:
1) Jenis-jenis dan cara penggunaan katalog, kartu buku,
maupun bentuk elektronik;
2) Penggunaan koleksi referensi: kamus, manual, handbook,
sumber-sumber biografi, dan lain-lain;
3) Fungsi majalah dan pengembangan ilmu pengetahuan;
4) Dasar-dasar komputer dalampengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sampai pada pengenalan internet;
5) Fungsi dan jenis-jenis perpustakaan; dan
6) Jenis-jenis sitem informasi perpustakaan.
4.
Bentuk penyampaian bimbingan penggunaan perpustakaan
a. Pengajaran
Bimbingan penggunaan perpustakaan
dilakukan dengan memberikan materi
perpustakaan dalam jangka waktu tertentu. Pengajaran ini dapat diberikan di kelas,
dengan kurikulum, jumlah jam, dan pengajarnya yang telah ditentukan terlebih
dahulu.
Sebagaimana diketahui bahwa
bentuk pengajaran ini, baru disampaikan pada siswa-siswa SMEA. Itu pun masih
digabungkan dengan pelajaran bahasa Indonesia atau materi lain. Kiranya akan
lebih baik lagi kalau materinya berdiri sendiri dan diasuh oleh tenaga
perpustakaan sekolah yang betul-betul menguasai materi perpustakaan.
b.
Pemutaran Film Maupun Slide
c. Bimbingan
Penggunaan Koleksi Referensi
d.
Ceramah
e. Orientasi
Perpustakaan (Library Orientation)
Beberapa
cara yang bisa dilakukan dalam orientasi perpustakaan:
1) Menciptakan
suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk beberapa pertanyaan;
2) Usahakan
berbicara tidak terlalu cepat dan sensitive terhadap kebingungan yang dihadapi
pemustaka;
3) Gunakan
sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu didiskusikan, misalnya menggunakan
katalog;
4) Buatlah
para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas yang ada;
5) Waktu
yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit;
6) Sediakan buku panduan yang dapat membantu
mereka selama mengikuti orientasi perpustakaan.
f. Permainan
dan Tugas Mandiri
Harrah's Casino Lake Tahoe - Mapyro
BalasHapusCasino Lake Tahoe in 제천 출장샵 Stateline, 청주 출장마사지 NV 포항 출장마사지 at 18 Highway 50. View map. Harrah's Casino Lake 울산광역 출장마사지 Tahoe. Map. Harrah's Casino Lake Tahoe. Lake Tahoe Hotel & Casino. 상주 출장샵 1 Highway 50